ASAHAN, Index Sumut – Membuat media Pembelajaran berupa hiasan kelas merupakan salah satu agenda yang paling menyenangkan dan mengasyikan. Banyak sekali jenis bahan yang dapat di gunakan untuk membuat media pembejaran. Pada umumnya bahan yang sering digunakan adalah karton, kertas origami, kertas minyak ,kertas manila, maupun kain flannel.

Tapi kali ini, siswa kelas 5 UPTD SDN 014701 Pasar Lembu, Kabupaten Asahan, yang dipandu guru kelas Risnawati Nasution SPd, memanfaatkan kardus bekas produk kemasan sebagai bahan utama untuk membuat media pembelajaran tersebut.

“Kardus bekas selain mudah didapat dan menghemat pengeluaran juga mampu menumbuhkan kepedulian murid terhadap sampah yang sudah tak terpakai lagi kemudian bisa diolah menjadi barang atau media yang bernilai tinggi,” ujar Risnawati Nasution, kemarin.

Salah satu murid, Rahayu mengatakan kardus bekas yang mereka gunakan, didapat dari warung di sekitar rumah mereka secara cuma-cuma.

Untuk membuat media pelajaran kelas yang menarik dari kardus bekas, dibutuhkan kreatifitas murid yang tinggi. Tapi yang menjadi kendala tak semua murid memiliki kreatifitas tersebut. Di sini peran guru sangat diharapkan untuk terus memotivasi intrinsik siswa agar kreatifitasnya tumbuh.

“Berdasarkan pemahaman yang saya dapat dari salah satu sahabat Fasda Pembelajaran Program PINTAR Tanoto Fondation tentang pembelajaran aktif, guru harus mampu menginspirasi atau menciptakan berbagai gagasan kreatif dalam proses pembelajaran, agar dapat merangsang murid untuk terus berperan aktif dalam berbagai kegiatan kreatif,” ujar Risnawati.

Dalam mendongkrak kreativitas siswa ini, Risna menggunakan konsep MIKIR Tanoto Fondation dengan mengajak murid turut aktif dalam pembelajaran, terus memotivasi untuk mampu berkolaborasi dengan tim dan kritis selama pembelajaran berlangsung.

Menurutnya, pembelajaran dengan menggunakan konsep MIKIR bukan saja mengasah kemampuan guru menciptakan berbagai kegiatan yang kreatif dan inovatif, tapi mampu menghadirkan ide maupun tindakan murid terhadap materi yang di ajarkan. Karena pada dasarnya setiap murid pasti memiliki kreatifitas, hanya saja kurangnya motivasi dari berbagai pihak dan sistem pembelajaran monoton yang di terapkan guru sehingga membuat kreatifitas itu terpendam.

“Dengan pembelajaran aktif ini, diharapkan murid benar-benar merespon dengan baik setiap materi yang di ajarkan. Sekaligus mampu memunculkan kreatifitas mereka yang masih terpendam tanpa harus terbebani dengan hasil yang diperoleh,” ungkapnya.

Selama proses pembuatan media pembelajaran dari kardus bekas ini, semua murid terlihat antusias dalam mengerjakannya.

“Saya sangat senang bisa membuat media pelajaran yang indah dan menarik dari kardus bekas,” kata salah seorang murid, Aidil yang penuh antusias ketika telah berhasil menyelesaikan salah satu hiasan kelas bersama teman kelompoknya.

“Iya benar, gak nyangka kardus bekas bisa jadi hiasan seindah ini,” sahut Amel sambil menunjukan media di tangannya dengan wajah penuh binar.

“Nah anak- anak. Jadi, tak selamanya barang bekas akan berakhir di tempat sampah dan menjadi polusi lingkungan. Barang bekas bisa menjadi bermanfaat di tangan orang yang tepat,” sambung Risnawati yang juga sebagai Fasda Tanoto Foundation ini.

Menurutnya, dari pembelajaran aktif yang membutuhkan kreatifitas ini, murid telah menghasilkan beberapa media pembelajaran dari kardus bekas yang indah dan menarik di antaranya adalah ‘Papan Selamat Datang’. Hiasan yang design berbentuk boneka dengan tulisan “Selamat Datang” yang diletakkan di pintu kelas ini berfungsi untuk menyambut kedatangan siswa.

Selanjutnya, ‘Papan Absen’. Hiasan dinding dari kardus yang telah di matching dengan potongan kertas kado bermotif batik terlihat begitu menarik dan indah. Dengan media ini dapat menumbuhkan disiplin waktu . Murid yang hadir ke sekolah, wajib melakukan absen. Nomor yang diambil sesuai dengan urutan kehadirannya. Murid yang datang duluan, maka nomor urut yang diambil adalah nomor satu, kemudian dimasukkan ke kotak yang ada namanya.

Kemudian ada ‘Banner Motivasi’. Media berbentuk persegi yang dikreasi dengan kertas kado ini selain menjadi hiasan kelas, juga sebagai media untuk membangkitkan semangat kepada murid setelah membaca kata-kata yang mengandung Inspirasi dan motivasi.

Selanjutnya ada media pembelajaran ‘Banner 7K’. Sekolah merupakan tempat untuk mensosialisasikan dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Dengan adanya media ini di kelas, guru dan murid dapat mewujudkan tujuan yang ada di dalam 7K di lingkungan sekolah.

Selain itu juga ada media ‘Jadwal Piket Kelas’. Jadwal piket kelas merupakan salah satu hiasan dinding yang wajib ada di kelas. Media ini selain untuk memperindah kelas, juga merupakan peraturan tertulis yang harus dipatuhi oleh murid agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

“Alhamdulillah dalam proses kegiatan membuat media semua berjalan dengan lancar, semua murid sangat senang dan antusias. Tak ada satu pun siswa yang tak terlibat dalam proses kegiatan tersebut. Setiap Murid memiliki tugas masing-masing dari mulai menggunting, memotong, mengelem, melengketkan dan seterusnya,” ujar Risna.

Menurutnya, dalam pembuatan media pelajaran menggunakan kardus bekas ini bukan hanya mendongkrak kreatifitas murid serta juga dapat menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan karena dipenuhi hasil karya mereka.

“Dalam kegiatan ini juga memunculkan stimulus ajang berlatih kepekaaan, kekompakan, ketelitian, kreatifitas serta tanggung jawab tanpa menghilangkan unsur asyik dan menyenangkan. Alhamdulillah hasil yang mereka dapat sangat memuaskan,” tandasnya. (MR)

Share: