MEDAN, Index Sumut – Pemerintah telah memastikan gaji ASN (Aparatur Sipil Negara) naik 8% di tahun depan dan ada kenaikan 12% untuk tunjangan pensiun.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menilai, terlepas dari pro kontra kebijakan tersebut dari sudut pandang politik, kebijakan menaikkan gaji ASN pada dasarnya menumbuhkan harapan akan adanya motor penggerak untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Khususnya dorongan dari belanja rumah tangga.
“Seperti yang kita ketahui belanja rumah tangga masih menjadi motor penggerak paling besar pertumbuhan ekonomi di tanah air. Berkaca kepada realisasi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal kedua sebesar 5.17%, di situ ada belanja masyarakat yang mengalami peningkatan,” ujarnya, Minggu (24/9).
Didorong oleh Idul Fitri dan ada kebijakan dadakan cuti bersama saat perayaan Idul Adha. Di saat cuti bersama Idul Adha, di waktu yang berbarengan ada pencairan gaji ke 13. Alhasil ekonomi mampu tumbuh di kuartal kedua tahun ini, sekalipun terjadi perlambatan kinerja ekspor ditambah dengan situasi ekonomi global yang justru menunjukan kinerja buruk.
“Dengan kenaikan gaji di tahun depan, maka setidaknya ada upaya untuk menjaga belanja masyarakat. Terlebih di tahun depan situasi ekonomi global tidak masih berpeluang mencetak kinerja yang lebih buruk dibandingkan dengan tahun ini. Ekspor di tanah air yang juga menjadi salah satu motor pertumbuhan berpeluang melambat,” ujarnya.
Sementara itu, dorongan dari belanja selama Pemilu juga hanya akan berlangsung sesaat, tidak akan mendorong belanja pemerintah dalam satu tahun kalender penuh di tahun depan. Dan saat ini terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia yang bisa menyeret inflasi kian sulit untuk dikendalikan. Ditambah lagi ada ancaman dimana perang bisa saja meluas kenegara lainnya.
“Kenaikan gaji ASN di atas kertas memang bisa menjadi bumper untuk menjaga daya beli masyarakat. Tetapi sejumlah faktor eksternal bisa saja memburuk dan membuyarkan semuanya. Jalan yang diambil pemerintah dengan menjaga belanja masyarakat melalui kenaikan gaji ASN menjadi jalan instan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Akan tetapi, lanjutnya, sebaiknya tidak berharap banyak bahwa ekonomi bisa dipertahankan tumbuh di atas 5%.
“Semuanya sangat situasional, dan sayangnya terlalu banyak variabel yang sulit diproyeksikan. Selain sejumlah faktor eksternal yang disebutkan sebelumnya, saat ini ada el nino yang telah menggiring kenaikan harga pangan dan serta memunculkan ancaman kelangkaan,” pungkasnya. (MR)