JAKARTA, Index Sumut – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menawarkan obligasi berwawasan lingkungan (green bond) berkelanjutan I tahap II tahun 2023 senilai Rp6 triliun. Dana fantastis ini akan digunakan perseroan untuk membiayai kegiatan usaha dan modal kerja.

Manajemen BRI dalam prospektus yang dipublikasikan Senin (25/9/2023) menyebutkan, penawaran obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum green bond berkelanjutan I dengan total target dana Rp15 triliun. Sebelumnya, perseroan juga sukses merilis obligasi sejenis dengan nilai Rp5 triliun.

Dalam aksi penghimpunan dana kali ini, emiten bersandi saham BBRI tersebut menawarkan green bond dalam tiga seri, yaitu A, B, dan seri C. Untuk seri A, perseroan memasarkan sebesar Rp 1,3 triliun dengan bunga sebesar Rp 6,10% per tahun dalam jangka waktu 370 hari terhitung sejak tanggal emisi.

Sementara untuk seri B, salah satu bank himbara ini menawarkan obligasi senilai Rp 4,1 triliun dengan bunga sebesar 6,36% per tahun dalam jangka waktu dua tahun sejak tanggal emisi. Lalu untuk seri C, perseroan merilis obligasi senilai Rp 500 miliar berbunga 6,30% per tahun dalam jangka waktu tiga tahun sejak tanggal emisi.

Bunga pertama akan dibayarkan pada 12 Januari 2023. Sementara bunga terakhir sekaligus jatuh tempo untuk seri A dilunasi pada 22 Oktober 2024, seri B dibayar pada 12 Oktober 2025, dan seri C akan dilunasi pada 12 Oktober 2026.

“Obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan I Bank BRI tahap II atau tahap selanjutnya ditentukan kemudian,” ungkap Manajemen BRI dalam prospektus kemarin, seperti dilansir investor.id, Selasa (26/9).

BRI akan melangsungkan penawaran umum pada 6-9 Oktober 2023, disusul penjatahan pada 10 Oktober 2023, pengembalian uang pemesanan dan distribusi elektronik pada 12 Oktober 2023, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Oktober 2023.

Dalam prospektusnya, Manajemen BRI mengumumkan, green bond ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok obligasi. Sementara harga satuan obligasinya dibanderol dengan nilai Rp5 juta.

Proyek Hijau

Jika dana hasil penawaran umum sudah terhimpun, perseroan akan membelanjakan dana tersebut untuk membiayai kegiatan usaha berbasis lingkungan dan modal kerja. Bukan hanya itu, BBRI juga akan menggunakan dana tersebut untuk mendanai proyek hijau yang lain.

Sebagai bentuk transparansi kepada investor dan regulator, perseroan akan menerbitkan laporan green bond setiap tahun dan paling lambat setahun setelah dana penerbitan pertama diperoleh.

Selanjutnya, perseroan juga akan secara aktif mengelola sekaligus memantau aset yang dibiayai baik melalui individu maupun portofolio. “Apabila dalam proses berjalan terdapat aset yang tidak sesuai, aset itu akan digantikan dengan kegiatan hijau yang lain,” tutur Manajemen BBRI.

Manajemen BRI memastikan, green bond ini akan dicatatkan di BEI dan mendapatkan jaminan secara penuh (full commitment). Yang menambah green bond ini kian meyakinkan adalah peringkat triple A yang disematkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi yaitu PT BCA Sekuritas, kemudian pihak-pihak terafiliasi seperti PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas. Lainnya yang turut menjamin pelaksanaan emisi ini adalah PT Maybank Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM).

Research Analyst MNC Sekuritas Victoria Venny dalam riset terbarunya menyebutkan, BRI memiliki kinerja yang solid dan didukung sentimen positif ke depannya. Hasil kinerja BRI yang mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih 18,7% menjadi Rp29,4 triliun pada semester I-2023, sejalan dengan konsesus analis.

Dari sisi pendanaan, simpanan BBRI naik 9,5% menjadi Rp1.245 triliun, yang didukung pertumbuhan current account hingga 24,3%. Tabungan (saving account) dan deposito juga mencatatkan pertumbuhan positif, masing-masing sebanyak 3,3% dan 8,4%. Dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) mampu dijaga di level optimal.

MNC Sekuritas memperkirakan, laba BRI bisa tumbuh dua digit pada 2024 yang didorong oleh sentimen positif dari peningkatan likuiditas segmen UMKM selama masa pemilu. “Kami tetap merekomendasikan buy saham BBRI dengan target harga Rp6.200,” ujar Venny. (R)

Share: