MEDAN, Index Sumut – IHSG pada perdagangan hari ini kembali melemah 0.3 persen di level 6.940,89.
Analis pasar keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, kinerja IHSG melemah setelah sempat menguat hingga melewati level 6.987 pada sesi perdagangan sore.
“Namun kinerja IHSG berbalik arah di sesi penutupan dan pada akhirnya IHSG harus ditutup di zona merah. Sementara itu, bursa di Asia lainnya seperti Hang Seng memimpin pelemahan kinerja bursa saham di Asia,” sebut Gunawan.
Dia menyebutkan, selama sesi perdagangan, saham-saham sektor perbankan menjadi penahan pelemahan IHSG. Saham saham sektor perbankan menjadi penahan, di saat IHSG kembali diperdagangan di teritori negatif.
Sementara pelemahan IHSG banyak didorong oleh melemahnya saham sektor pertambangan yang selama sesi perdagangan banyak yang diperdagangkan di zona merah.
“Melemahnya harga saham sektor pertambangan banyak dipicu oleh memburuknya harga batu bara. Dimana harga batu bara belakangan ini melemah di kisaran $155 per tonnya,” ujarnya.
Sementara itu, harga minyak mentah dunia serta harga CPO juga mengalami tekanan di pekan ini. Masing-masing di kisaran $88 per barel, dan harga CPO terpantau stabil dengan kecenderungan turun di kisaran 3.729 ringgit per tonnya.
“IHSG diperkirakan masih sulit untuk keluar dari tekanan seiring dengan memburuknya sentimen pasar sejauh ini. Melemahnya harga komoditas, ditambah dengan memburuknya kinerja bursa Eropa di sesi pembukaan perdagangan. Meski demikian, IHSG masih mampu melawan tekanan dari pelemahan bursa di Asia maupun Eropa, sehingga pelemahan IHSG masih bersifat terbatas,” katanya.
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah mengalami pelemahan. Rupiah sempat melemah di atas 15.600 per US Dolar. Rupiah bahkan sempat melemah hingga ke level 15.610 per US Dolarnya. Walaupun Rupiah mampu mengurangi kerugiannya dengan mencoba berbalik, pada akhirnya ditutup melemah di 15.590 per US Dolar.
“Tren kenaikan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun masih terus berlanjut di perdagangan hari ini. Sejauh ini imbal hasilnya sudah mencapai 4.685%. Sementara untuk USD Index masih bertahan di angka 107. Data tersebut mengukuhkan bahwa US Dolar sejauh ini memiliki daya tarik yang lebih besar dibandingkan dengan mata uang lainya. Dominasi peguatan US Dolar juga berlanjut terhadap mata uang global tanpa terkecuali Rupiah,” ujarnya.
Di sisi lainnya, harga emas dunia ditransaksikan melemah di kisaran level $1.838 per ons tory. Data data ekonomi yang dirilis belakangan ini masih belum mampu mendorong penguatan harga emas.
“US Dolar masih terpantau lebih menarik dibandingkan dengan harga emas. Dan pelaku pasar lebih memilih US Dolar ketimbang memilih emas,” pungkasnya. (IR)