
Index Sumut – Komentar pejabat The FED mengutarakan bahwa pemangkasan suku bunga acuan tidak harus dilakukan dengan tergesa-gesa. Dan pelaku pasar tidak begitu merespon negatif komentar tersebut.
Bursa di Asia terpantau bergerak variatif dengan kinerja yang tidak begitu banyak berubah dibandingkan sehari sebelumnya. Termasuk juga bursa di AS yang turut bergerak sangat variatif.
Di sisi lainnya, imbal hasil US Treasury 10 tahun justru mengalami kenaikan dan sempat menyentuh level 4.323%, sementara untuk tenor 2 tahun sempat naik hingga ke level 4.664%.
“Kenaikan imbal hasil US Treasury tersebut kembali membuka peluang bagi penguatan mata uang US Dolar yang akan memberikan tekanan pada mata uang Rupiah,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (22/2).
Gunawan menyebutkan, IHSG pada sesi perdagangan pagi ini dibuka menguat di level 7.334,54. Kinerja pasar saham secara keseluruhan masih akan mengandalkan sisi teknikal.
“Karena dari sisi fundamental belum memberikan pengaruh yang besar. Pada hari ini ada banyak agenda ekonomi, namun dampaknya tidak akan begitu besar terhadap pasar saham secara keseluruhan,” katanya.
Pada perdagangan pagi ini, mata uang rupiah diperdagangkan melemah di awal sesi pedagangan. Kinerja mata uang Rupiah ditransaksikan di kisaran level 15.670 per US Dolar.
“Rupiah sempat menguat seiring dengan kebijakan Bank Indonesia yang menetapkan besaran bunga acuan 6%. Namun kabar dari AS belakangan ini menjadi kabar yang kurang begitu baik, meskipun kabar tersebut diproyeksikan tidak akan menekan mata uang Rupiah terlalu jauh nantinya,” ujarnya.
Di sisi lain, harga emas juga relatif tidak banyak mengalami perubahan kinerja meskipun Bank Sentral AS memberikan sinyal yang masih hawkish terkait kebijakan pemangkasan suku bunganya kedepan.
“Harga emas sejuah in relative tidak mengalami perubahan harga dan ditransaksikan dikisaran $2.026 per ons troy nya,” pungkasnya. (R)