Index Sumut – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Penegetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Medan (Unimed) diketuai Dr. Ayi Darmana, M.Si beranggota Putri Faradilla, M.Si, Zuhairiah NST., S.Pd., M.Si, Makharany Dalimunthe, S.Pd., M.Pd., Haqqi Annazili Nasution, S.Pd., M.Pd dan melibatkan beberapa mahasiswa dari Program Studi Kimia telah melaksanakan PKM, di MAN Binjai, Rabu (12/6).

Program terkait pengumpulan limbah minyak jelantah pemilik-pemilik kantin MAN Binjai untuk didaur ulang menjadi produk turunan yang berguna dan bernilai ekonomi berupa lilin beraroma terapi dengan menambahkan stearin dan essence berbasis kulit jeruk.

“Kami datang ke sini dengan misi untuk memperkenalkan metode inovatif dalam rangka mengatasi limbah sekolah yang dapat mencemari lingkungan. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi lilin sehingga produk tersebut menjadi nilai tambah (added value) dan juga pemanfaatan limbah kulit jeruk sebagai aromaterapi. Sehingga menjadikan lilin aromaterapi produk unggulan dari sekolah,” ujar Dr. Ayi Darmana, M.Si.

Prof. Dr. Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si, yang merupakan profeseor bidang kimia di Universitas Negeri Medan, selaku narasumber dalam pelatihan tersebut menyampaikan, sampai saat ini, makanan yang digoreng masih menjadi jajanan kegemaran anak-anak sekolah. Namun dari menggoreng akan menghasilkan minyak jelantah sebagai limbahnya.

Dia menjelaskan, selama proses menggoreng, minyak dapat mengalami kerusakan fisika dan kimia. Kerusakan minyak goreng dapat ditandai perubahan warna menjadi coklat sampai kehitaman. Kerusakan minyak goreng juga dapat ditandai oleh terbentuknya akrolein pada minyak goreng yang menyebabkan rasa gatal pada tenggorokan jika dikonsumsi.

“Minyak jelantah jika dibuang langsung ke saluran pembuangan, minyak dapat membeku dan menjadi lapisan-lapisan tebal yang mengendap di dinding sistem saluran pembuangan. Fungsi saluran terganggu karena saluran tersumbat sehingga air dapat meluap ke luar saluran, ke dalam tanah, dan/atau jalan raya,” jelasnya.

Kegiatan ini didukung Kepala Sekolah MAN Binjai, Dra. Hj. N. Cici Mahruliana, M. Si. Kegiatan sangat berarti bagi masyarakat sekolah MAN Binjai terbuktikan dengan keantusiasan dari guru dan pengelola kantin sekolah yang mengikuti kegiatan.

“Dengan dilakukannya kegiatan ini diharapkan dapat menjawab permasalahan limbah dari rumah tangga terutama kantin sekolah yang terjadi berfokus pada minyak jelantah dapat diatasi sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar,” ujar Cici.

Lilin aromaterapi merupakan lilin yang mengandung bahan pewangi yang dapat digunakan sebagai refreshing dan relaxing. Lilin aromaterapi dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk menghilangkan stres dan kecemasan. Lilin aromaterapi dalam pembuatannya menggunakan beberapa bahan dan salah satunya menggunakan minyak essential yang memiliki wangi jeruk.

“Potensi tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekolah untuk menghasilkan ekonomi kreatif. Ibu-ibu pengelola kantin dan guru-guru dapat menjadikan minyak jelantah ini menjadi lilin aromaterapi dan dapat menjadikan sumber alternatif tambahan penghasilan. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah dan dapat dilakukan di rumah masing-masing nantinya,” tutup Dr. Ayi Darmana, M.Si. (R)

Share: