Index Sumut – Dalam rangka meningkatkan rapor pendidikan sekolah di Kabupaten Karo, khususnya dalam literasi dan numerasi, guru-guru yang tergabung dalam Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation melakukan pelatihan dan pendampingan guru-guru Sekolah Dasar yang ada di Tanah Karo.
Kegiatan pelatihan dan pendampingan guru-guru pada Program Fasda Perubahan dengan tema “Penguatan Strategi Pembelajaran Numerasi” ini dilakukan oleh Tim Fasda Karo Maju yang terdiri dari 5 Fasda yakni Totaria Simbolon, Ervina Tarigan, Susi Purnama Purba, Efrita Marthalena Saragih, dan Eliana Sembiring.
Mereka melakukan pelatihan dan pendampingan kepada sebanyak 30 orang guru. Ke-30 orang guru tersebut merupakan perwakilan dari tiga KKG (Kelompok Kerja Guru) di tiga sekolah yang ada di Tanah Karo. Mereka mengikuti pelatihan dan pendampingan dalam Program Fasda Perubahan Tanoto Foundation dengan model lesson study. Harapannya mereka yang mengikuti pelatihan ini akan mengimbaskan kepada guru di KKG masing-masing.
“Jadi kami melatih 30 orang untuk membuat lesson study dengan harapan setiap orang ini akan menambah lagi 30 orang untuk dilatih di KKGnya masing-masing. Tujuannya untuk peningkatan pembelajaran numerasi supaya nanti pada saat peserta didik mengikuti ANBK (Assessment Nasional Berbasis Komputer) hasilnya lebih baik. Jadi ini tujuannya untuk mendapatkan nilai di rapor pendidikan baik rapor pendidikan sekolah maupun rapor pendidikan Tanah Karo,” ujar Sekretaris Tim Fasda Karo Maju, Efrita Marthalena Saragih, baru-baru ini.
Efrita yang merupakan Pengawas Sekolah di Kabupaten Karo ini menyebutkan bahwa selama ini nilai numerasi di daerah tersebut masih rendah. Hal tersebut yang mendasari Tim Fasda Karo Maju membuat proyek “Penguatan Strategi Pembelajaran Numerasi” ini.
Dia mengungkapkan, dari tahun 2022 sampai ke tahun 2023 nilai numerasi Kabupaten Karo turun 1,74. Dari sekitar 63 nilai di tahun 2022, rapor di tahun 2023 turun menjadi sekitar 57,32.
“Nah jadi karena penurunan inilah kami merancang proyek ini dengan harapan ada peningkatan kualitas dari guru untuk membelajarkan numerasi kepada siswa. Dan harapannya dengan membelajarkan numerasi yang benar, maka siswa nanti akan terbiasa dengan hal-hal yang berbau numerasi dan mereka akan mudah mengerjakan soal-soal ANBK,” jelasnya.
Menurutnya, pembelajaran numerasi itu tidak hanya selalu berkaitan dengan matematika, tetapi juga mata pelajaran lain, seperti bahasa, senirupa dan lainnya.
“Nah ini hal baru bagi guru-guru SD ini. Mereka tidak terbiasa dengan numerasi di luar mata pelajaran matematika. Kemudian mereka menganggap bahwa numerasi itu hanya berkaitan dengan angka dan matematika. Padahal numerasi itu adalah membawa konsep-konsep matematika di dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Efrita mengatakan, jadi dalam praktik pembelajaran ini ada yang membuat dengan menggabungkan matematika dengan seni rupa, seperti yang dilakukan Surya Hendra selaku guru kelas 6 di SD Negeri 048232 Kabanjahe. Dia menggabungkan unsur numaerasi dengan pelajaran seni rupa yang membuat kreativitas bingkai foto dua dimensi menggunakan stick es.
Surya Hendra mengatakan, melalui pembuatan kreativitas bingkai foto dua dimensi, peserta didik diajarkan untuk berkreativitas dalam pelajaran kesenian sekaligus menggunakan perhitungan angka-angka, yakni mengukur panjang dan lebar bingkai foto yang dibuat.
“Tujuannya siswa mampu membuat satu karya dua dimensi pada pelajaran seni rupa sekaligus bisa bermatematika dasar yaitu menghitung panjang, lebar, keliling, luas dari bingkai foto yang dibuat,” ujarnya.
Kegiatan ini disabut positif Kepala SD Negeri 048232 Kabanjahe, Pesta Simbolon, SPd.SD. Menurutnya, pembelajaran seperti ini mengajak peserta didik untuk kreatif dengan membuat keterampilan di sekolah maupun tugas di rumah.
“Kedepannya saya berharap para guru-guru yang lain juga bisa kreatif dalam memberikan model pembelajaran kepada para siswa, dengan harapan baik guru, siswa maupun sekolah sama-sama maju lebih baik lagi ke depan,” ujarnya. (R)