Index Sumut – Laju tekanan inflasi AS lebih panas dari perkiraan. Data inflasi inti AS maupun inflasi pada umumnya lebih tinggi dari ekspektasi, baik rilis data inflasi bulanan (MoM) maupun yang tahunan (YoY).

“Sejauh ini dampak yang ditimbulkan dari kenaikan laju tekanan inflasi AS belum banyak memberikan tekanan pada kinerja bursa di Asia,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (13/2).

Menurutnya, dengan rilis data inflasi yang alami kenaikan tersebut, Bank Sentral AS atau The FED diproyeksikan tidak akan melakukan perubahan besar dalam kebijakan bunga acuannya.

“The FED akan tetap lebih bernada hawkish pada pembuatan kebijakan selanjutnya. Dan pasar saham di kawasan Asia terpantau bergerak mixed pada perdagangan hari ini,” ujar Gunawan.

IHSG sendiri dibuka melemah di level 6.636. IHSG di proyeksikan akan bergerak dalam rentang 6.570 hingga 6.650 pada perdagangan hari ini.

“Pelemahan IHSG memang tidak sendirian, sejumlah bursa di Asia juga mengalami pelemahan di sesi pembukaan perdagangan. Selain IHSG, mata uang rupiah turut ditransaksikan melemah ke level 16.375 per US Dolar,” ujarnya.

Penguatan US Dolar ditopang oleh kenaikan imbal hasil US Treasury di atas 4.6% setelah rilis data inflasi AS. US Dolar akan cenderung menguat terhadap mata uang rivalnya, karena data inflasi AS megikis kepercayaan pasar akan kemungkinan penurunan bunga acuan The FED.

“Di sisi lain, seiring dengan penguatan US Dolar. Harga emas ditransaksikan lebih mahal di level $2.906 per ons troy nya,” pungkasnya. (R)

Share: