Medan, Index Sumut — Pasar keuangan Indonesia mencatatkan pergerakan beragam di awal pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,94% ke level 7.614,768, mengikuti tren positif mayoritas bursa saham Asia. Namun di sisi lain, nilai tukar Rupiah justru mengalami tekanan dan ditutup melemah ke posisi Rp16.340 per dolar AS.

Gunawan Benjamin, Pengamat Pasar Keuangan Sumut, menjelaskan bahwa pergerakan pasar hari ini dipengaruhi oleh perkembangan signifikan dari kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa.

“Kesepakatan tarif antara AS dan Eropa memberi sentimen positif ke pasar global, terutama bursa Eropa yang langsung merespons dengan penguatan. Tarif ekspor sebesar 15% dari Eropa ke AS dianggap lebih ringan dibandingkan ekspektasi awal, sehingga dianggap angin segar,” jelas Gunawan, Senin (28/7).

Di Asia, pasar cenderung bergerak hati-hati karena pelaku pasar masih menantikan hasil kesepakatan tarif antara AS dan China, dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Sikap wait and see ini membuat sebagian investor Asia memilih mengurangi aktivitas perdagangan, meski sebagian indeks tetap ditutup menguat.

IHSG sempat menyentuh level tertingginya di angka 7.669 sebelum mengalami tekanan menjelang akhir sesi. Gunawan menilai bahwa pelemahan Rupiah menjadi salah satu faktor yang membebani pergerakan indeks hari ini.

“Tekanan terhadap Rupiah meningkat pada sesi kedua. Rupiah sempat menyentuh titik terendah di Rp16.345 per dolar AS, dan ini menjadi beban bagi pasar saham. Walaupun IHSG tetap di zona hijau, tekanan terhadap Rupiah jelas menahan ruang penguatan,” tambahnya.

Rupiah ditutup di level Rp16.340 per dolar AS, seiring penguatan dolar AS secara global yang mendapatkan dukungan dari imbal hasil US Treasury dan sentimen positif kesepakatan dagang.

Sementara itu, harga emas dunia terpantau relatif stabil di level US$3.336 per troy ons, atau sekitar Rp1,76 juta per gram. Stabilnya harga emas mencerminkan sikap hati-hati investor yang tengah menunggu arah kebijakan suku bunga The Fed serta perkembangan negosiasi tarif lanjutan.

Gunawan mengingatkan bahwa dalam beberapa hari ke depan, pasar masih berpotensi berfluktuasi tinggi, terutama menjelang tenggat waktu 1 Agustus untuk kesepakatan dagang AS dengan mitra-mitra strategis lainnya. (R)

Share: