MEDAN, Index Sumut – Harga emas dunia kembali menguat mendekati level 3.400 dolar AS per ons troy, atau sekitar Rp1,82 juta per gram, seiring kabar pemecatan Gubernur Bank Sentral AS Lisa Cook oleh Presiden AS.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah diproyeksikan bergerak sideways dengan sentimen pasar yang relatif terbatas.

Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan pasar global saat ini tidak lagi mendapat sokongan dari agenda ekonomi besar setelah rilis data indeks kepercayaan konsumen AS yang turun ke level 97,4.

“Meskipun lebih baik dari perkiraan, data tersebut belum cukup kuat untuk mendorong pasar. Akibatnya, investor lebih banyak mengandalkan sentimen teknikal,” jelasnya, Rabu (27/8).

IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini sempat menguat ke level 7.923. Namun, Gunawan memproyeksikan pergerakannya akan cenderung mendatar.

“IHSG diperkirakan akan bergerak sideways mengikuti pola mayoritas bursa Asia yang dibuka beragam dengan kecenderungan menguat,” ujarnya.

Sementara itu, rupiah pada pagi ini diperdagangkan di level Rp16.320 per dolar AS. Gunawan menilai, stabilnya indeks dolar di kisaran 98,2 serta turunnya imbal hasil US Treasury 10 tahun ke level 4,265% membuat pergerakan rupiah terbatas.

“Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang sempit karena tidak ada faktor baru yang cukup kuat menggerakkan pasar,” ungkapnya.

Berbeda dengan rupiah dan IHSG, harga emas justru menunjukkan tren menguat. “Emas bergerak stabil cenderung naik mendekati 3.400 dolar AS. Kabar pemecatan Gubernur The Fed memberi tekanan pada dolar AS, sehingga emas mendapat ruang untuk menguat,” pungkas Gunawan. (R)

Share: