
MEDAN, Index Sumut – Bursa saham Asia dibuka cenderung melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (28/8), menyusul kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif baru Amerika Serikat yang menetapkan bea masuk hingga 50% terhadap India.
Kebijakan tersebut dikhawatirkan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi India, yang juga bisa berdampak pada negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa ketegangan perdagangan ini memberi tekanan pada pasar saham Asia.
“India merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia. Jika kinerjanya terganggu akibat kebijakan tarif AS, maka potensi perlambatan ekonomi juga bisa menular ke negara mitra, termasuk Indonesia,” terangnya.
Namun di tengah sentimen negatif tersebut, Indonesia justru menerima kabar baik dari kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat. Dalam kesepakatan itu, bea masuk produk sawit, karet, dan kakao Indonesia dihapuskan.
“Kesepakatan ini tentu menjadi angin segar bagi Indonesia, khususnya sektor komoditas yang memang menjadi andalan ekspor kita,” tambah Benjamin.
Di pasar domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 7.951. Menurut Benjamin, IHSG hari ini berpotensi bergerak di kisaran 7.900 – 7.980, mengikuti dinamika bursa Asia yang masih minim sentimen penggerak.
Sementara itu, mata uang Rupiah juga terapresiasi ke level 16.350 per dolar AS. Penguatan ini didukung oleh melemahnya imbal hasil US Treasury 10 tahun serta tekanan pada indeks dolar AS.
“Rupiah berpeluang tetap menguat, tetapi ruang penguatannya terbatas di rentang 16.300 hingga 16.400,” ujar Benjamin.
Selain itu, harga emas dunia juga menunjukkan kenaikan dengan ditransaksikan di level US$3.385 per troy ons, atau sekitar Rp1,79 juta per gram. (R)