MEDAN, Index Sumut – Kinerja pasar keuangan domestik menutup perdagangan hari ini dengan catatan positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat di sesi perdagangan kedua, sementara harga emas dunia kembali menembus level psikologis 4.000 per ons troy seiring meningkatnya optimisme pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan The Fed.

IHSG ditutup naik 0,91% ke level 8.166,224, setelah sempat tertekan hingga 8.042,630 pada sesi pertama. Sejumlah saham unggulan seperti BBCA, BBRI, BMRI, BRMS, dan ADRO menjadi penopang utama penguatan indeks di akhir perdagangan.

Penguatan IHSG terjadi di tengah bursa saham Asia yang bergerak mendatar, dengan kecenderungan menguat menjelang keputusan kebijakan moneter Amerika Serikat.

“Pelaku pasar mulai berani masuk kembali ke pasar saham karena ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed semakin kuat,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu (29/10).

Sementara itu, nilai tukar Rupiah ditutup melemah tipis di level 16.610 per dolar AS, bergerak di kisaran 16.610–16.635 sepanjang hari. Minimnya sentimen baru di pasar valuta asing membuat pergerakan Rupiah relatif terbatas.

Kenaikan juga terjadi pada harga emas dunia, yang kini kembali menembus level psikologis 4.000 per ons troy.

Berdasarkan data perdagangan sore ini, harga emas menguat ke posisi $4.029 per ons troy, atau setara sekitar Rp2,16 juta per gram.

Penguatan harga emas dipicu meningkatnya keyakinan investor bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan mendatang.

“Ekspektasi pemangkasan bunga membuat aset berisiko seperti saham naik, tapi di sisi lain juga memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai,” jelasnya.

Kombinasi penguatan IHSG dan kenaikan harga emas mencerminkan sikap optimistis investor terhadap arah kebijakan moneter global, sekaligus menunjukkan bahwa pasar masih menempatkan emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. (R)

Share: