MEDAN, Index Sumut – Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memastikan bahwa stok BBM dan LPG di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berada dalam kondisi aman.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Wakil Gubernur telah melakukan rapat koordinasi dengan Pertamina. Dari pertemuan tersebut ditegaskan bahwa stok BBM di seluruh terminal aman dan distribusi dijamin Pertamina tetap berjalan, termasuk selama masa tanggap darurat 27 November–10 Desember 2025.

Pemprov Sumut juga meminta SPBU-SPBU pada jalur kritikal dan wilayah terdampak untuk beroperasi penuh 24 jam, dan Pertamina Patra Niaga Sumbagut telah menyiapkan suplai, armada, serta dukungan operasional untuk mendukung kebijakan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur Sumatera Utara, H. Surya, B.Sc, menyampaikan imbauan kepada masyarakat: “Kami sudah berdiskusi dengan Pertamina, dan dapat kami pastikan bahwa persediaan BBM itu cukup dan distribusinya dijamin. Masyarakat tidak perlu panik dan cukup membeli sesuai kebutuhan. Untuk SPBU yang berada pada jalur kritikal, kami minta beroperasi 24 jam selama tanggap darurat agar masyarakat tetap terlayani”.

Wakil Gubernur juga menegaskan bahwa Pemprov Sumut dan Pertamina menjaga komunikasi 24 jam untuk memastikan pelayanan tetap optimal.

Berdasarkan laporan stok harian 30 November 2025, seluruh Fuel Terminal (FT) dan Integrated Terminal (IT) berada pada level yang mencukupi. Di FT Siak, stok Pertalite mencapai sekitar 6.500 KL, Pertamax sekitar 7.100 KL, dan Solar sekitar 3.500 KL. IT Dumai mencatat stok Pertalite sekitar 8.100 KL dan Biosolar sekitar 6.900 KL dengan dukungan suplai jalur pipa dan kapal.

Untuk mengantisipasi hambatan distribusi akibat banjir dan longsor, Pertamina Patra Niaga Sumbagut mengaktifkan Skema RAE (Regular–Alternative–Emergency). Pada periode 24–27 November 2025, alih suplai dilakukan antara lain sekitar 1.500 KL untuk Medan Group, 200 KL untuk Kisaran, 100 KL untuk Sibolga–Tapanuli, serta 50 KL untuk Aceh wilayah tengah dan utara. Skema ini memastikan suplai tetap mengalir meskipun beberapa akses jalan belum sepenuhnya pulih.

Stok BBM di terminal lainnya juga terpantau aman. FT Kisaran memiliki sekitar 3.700 KL Pertalite, FT Siantar sekitar 3.800 KL, dan IT Teluk Kabung di Sumatera Barat mencatat stok Pertalite sekitar 5.000 KL serta Biosolar sekitar 2.300 KL. Untuk LPG, pasokan juga aman dengan persediaan sekitar 9.800 MT di Tanjung Uban serta kedatangan kapal MT Marvel sekitar 32.000 MT.

Untuk mendukung peningkatan layanan pada masa tanggap darurat, Pertamina Patra Niaga Sumbagut juga melakukan penambahan Awak Mobil Tangki (AMT) dari berbagai wilayah di Indonesia. Penguatan ini mempercepat pergerakan mobil tangki dari terminal menuju SPBU, Agen LPG, dan lembaga penyalur lainnya, terutama di wilayah yang akses jalannya baru mulai pulih. Langkah ini turut mempercepat normalisasi operasional SPBU-SPBU kritikal dan wilayah terdampak.

Kondisi lembaga penyalur di tiga provinsi utama juga relatif terkendali. Di Aceh, dari 156 SPBU, terdapat 26 SPBU terdampak. Di Sumatera Utara, dari 406 SPBU, terdapat 23 SPBU terdampak, sementara di Sumatera Barat, dari 147 SPBU terdapat 11 SPBU yang terdampak. Agen LPG serta SPBE di beberapa lokasi juga sempat mengalami hambatan, namun suplai tetap berjalan melalui pengaturan suplai dan percepatan mobil tangki.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw menyampaikan bahwa seluruh upaya dilakukan untuk menjaga keandalan suplai energi.

“Kami memastikan stok dan suplai BBM tetap aman. Skema RAE berjalan, mobil tangki terus bergerak, AMT ditambah, dan koordinasi dengan pemerintah daerah serta aparat lapangan dilakukan setiap hari. Masyarakat tidak perlu khawatir dan cukup membeli BBM sesuai kebutuhan. Pertamina Patra Niaga Sumbagut hadir dan terus bekerja memastikan energi sampai ke seluruh wilayah,” ujarnya.

Pertamina Patra Niaga Sumbagut bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan BPBD menjaga koordinasi 24 jam untuk memastikan distribusi energi tetap berjalan, terutama di wilayah terdampak bencana.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Contact Center 135. (R)

Share: