
MEDAN, Index Sumut – Pasar keuangan Indonesia memulai perdagangan Rabu pagi ini dengan pergerakan yang cenderung mendatar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis di level 7.354, setelah sehari sebelumnya melonjak didorong oleh rilis data pertumbuhan ekonomi yang melampaui ekspektasi.
Namun, menurut Pengamat Pasar Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, penguatan IHSG hari ini diperkirakan tidak akan berlanjut signifikan. Minimnya sentimen baru membuat pelaku pasar mengambil sikap hati-hati.
“Setelah euforia atas data ekonomi, hari ini pasar cenderung ‘wait and see’. Tidak banyak agenda ekonomi penting yang bisa memicu pergerakan besar,” jelas Gunawan.
Ia memperkirakan IHSG akan bergerak terbatas dalam rentang 7.300 hingga 7.370 sepanjang sesi perdagangan berlangsung. Hal ini sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang pada pagi ini juga bergerak mixed alias bervariasi dan mendatar.
Sentimen global turut memberi tekanan, terutama dari arah kebijakan Amerika Serikat terkait industri semikonduktor dan chip. Rencana AS untuk menarik kembali produksi chip ke dalam negeri serta kebijakan tarif di luar kesepakatan umum dinilai dapat berdampak negatif terhadap saham-saham teknologi di luar AS.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS juga terpantau melemah tipis di level Rp16.385 per USD. Gunawan menyebutkan bahwa Rupiah, seperti halnya IHSG, juga bergerak sideways.
“Dolar AS saat ini bergerak stabil karena indikator keuangan di sana juga relatif tenang. Tanpa banyak kejutan, para investor lebih mengandalkan analisa teknikal dan belum agresif masuk pasar,” katanya.
Di sisi lain, harga emas dunia menunjukkan tren menguat. Logam mulia tersebut diperdagangkan naik ke level US$3.376 per troy ounce, atau setara dengan sekitar Rp1,78 juta per gram.
“Kenaikan harga emas ini menandakan bahwa sebagian investor mulai melirik aset safe haven di tengah ketidakpastian arah kebijakan global,” tambah Gunawan.
Dengan pasar yang minim sentimen kuat, arah investasi hari ini dinilai lebih ditentukan oleh strategi jangka pendek dan kehati-hatian investor dalam membaca dinamika global. (R)