
MEDAN, Index Sumut – Pasar keuangan domestik kembali menunjukkan pergerakan terbatas di tengah minimnya sentimen penggerak. Pada pembukaan perdagangan Kamis (7/8) pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis dan dibuka di level 7.546. Namun secara keseluruhan, pergerakan pasar diperkirakan akan berlangsung sideways.
Pengamat Pasar Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa tidak ada katalis kuat yang dapat mendorong pasar bergerak lebih agresif hari ini.
“Pasar saham Asia dibuka dengan kecenderungan sideways. Tidak ada sentimen besar, dan rilis data ekonomi dari China—seperti neraca perdagangan Juli—diprediksi tidak akan memberikan kejutan berarti, selama masih sesuai ekspektasi,” jelas Gunawan.
Data surplus neraca dagang China diperkirakan turun menjadi sekitar US$105 miliar. Selama angkanya tidak jauh dari proyeksi, Gunawan menilai tidak akan ada dampak besar terhadap arah pasar regional, termasuk IHSG.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diproyeksikan bergerak dalam kisaran sempit antara 7.530 hingga 7.590.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah juga menunjukkan performa stabil. Rupiah pagi ini ditransaksikan di level Rp16.310 per Dolar AS, menguat tipis dibandingkan hari sebelumnya. Penguatan ini terjadi seiring dengan pelemahan indeks Dolar AS dan imbal hasil US Treasury yang cenderung stagnan.
“Minimnya dorongan bagi Dolar AS memberi ruang bagi Rupiah untuk bergerak menguat. Kami melihat Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang Rp16.280 hingga Rp16.330 per Dolar AS sepanjang hari ini,” ungkap Gunawan.
Di sisi lain, harga emas dunia kembali mencatatkan penguatan. Logam mulia tersebut diperdagangkan naik ke level US$3.380 per troy ounce, atau sekitar Rp1,78 juta per gram.
Menurut Gunawan, tren ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian arah kebijakan moneter bank sentral global.
“Pasar saat ini masih menanti kejelasan arah kebijakan suku bunga ke depan. Ketidakpastian ini membuat emas menjadi pilihan menarik bagi investor,” tutup Gunawan.
Dengan kondisi pasar yang cenderung sepi sentimen, pelaku pasar diperkirakan akan lebih banyak melakukan transaksi jangka pendek berbasis teknikal, sembari menantikan perkembangan data global dalam beberapa hari ke depan. (R)