
MEDAN, Index Sumut – Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) menargetkan nol persen untuk pertumbuhan balita stunting. Hal tersebut dituangkan dalam bentuk Penandatangan Dokumen Adendum Perjanjian Kerjasama (PKS) Penanganan Balita stunting di Kabupaten Sergai antara Pemkab Sergai, PT Mega Medica Pharmaceuticals, dan Binus University, di Kampus Baru Binus Medan, Jumat (22/8).
Dokumen amandemen ditandatangani oleh dr. Yohnly B Dachban selaku Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sergai, Drs. Sutristo selaku Direktur PT Mega Medica Pharmaceuticals (PT MMP), dan Prof. Dr. Bens Pardamean Kepala Bioinformatics and Data Science Research Center (BDSRC) BINUS University) mewakili Prof. Dr. Juneman Abraham, S.Psi., M.Si. (Wakil Rektor Bidang Riset dan Alih Teknologi – BINUS University) disaksikan oleh anggota DPRD Sumut Komisi A, Budi SE.,MM dan jajaran Binus University Medan.
“Penandatanganan Dokumen Adendum ini merupakan komitmen kami dan juga bukti penguatan kolaborasi untuk memantau stunting anak di Kabupaten Serdang Bedagai,” kata staf ahli Pemkab Sergai, Zulfikar kepada wartawan, Jumat (22/8/2025).
Menurutnya, keberhasilan Sergai dalam menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi tolak ukur untuk pencapaian angka nol persen.
“Target nasional penurunan angka stunting itu di angka 18 persen, namun kita berhasil memperkecilnya di angka 14,4 persen di tahun 2024. Mudah mudahan sebelum tahun 2030 kita sudah bisa mencapai nol persen,” kata Zulfikar.
Sementara Bens Pardamean mengungkapkan, kerjasama dalam pemantauan angka stunting di Serdang Bedagai sudah dilakukan sejak tahun 2022 melalui kerja sama antara Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai dan BDSRC, Binus University.
“Kita berkomitmen untuk mendukung pemberantasan stunting di semua wilayah di Indonesia, salah satunya Sergai. Melalui kolaborasi dengan Pemkab dan PT MMP. Sumatra Utara merupakan pusat Indonesia Barat, dan kehadiran Binus University di kota Medan adalah salah satu solusi untuk percepatan pemberantasan stunting,” kata Bens.
Dikatakan Bens, dengan adanya kampus Binus di Medan, pengabdian ke masyarakat akan lebih mudah, begitu juga hasil riset UKM seperti produk yang dihasilkan oleh PT MMP akan lebih cepat dilakukan.
Direktur Binus Medan, Tri Juaniarty menambahkan, Binus akan ikut mendorong percepatan pemberantasan stunting, melalui propoganda visual concern dengan menyertakan mahasiswa secara onside turun ke lapangan.
“Kita punya computer science development yang siap memonitoring, yang di-support oleh SDM Binus Medan, jadi nggak perlu jauh jauh lagi harus ke Jakarta, karena pasti lebih lama waktunya,” kata Tri.
Sementara itu, Sutristo menyebutkan, PT MMP terus bekomitmen untuk bisa menciptakan produk inovatif yang mampu mencegah stunting melalui kolaborasi riset dengan beberapa perguruan tinggi seperti USU, ITB, dan Binus. Karena hal tersebut bagian daripada tanggung jawab sosial kepada penduduk lokal, khususnya Serdang Bedagai.
Dirinya mengaku sangat miris dengan kondisi yang terjadi saat ini. “Kita punya sumber daya alam yang cukup baik, namun angka stunting masih cukup tinggi. Ini mungkin bisa jadi acuan kita dalam membuat kebijakan selanjutnya. Mudah-mudahan kolaborasi riset dan kerjasama semua pihak akan memberikan hasil yang bermanfaat, khusus dalam penurunan angka balita stunting,” ungkap Sutristo lagi. (R)