MEDAN, Index Sumut – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar Rupiah, hingga harga emas kompak menguat pada perdagangan Selasa (2/12). Meski begitu, pergerakan pasar dinilai masih bergantung pada sentimen teknikal karena belum ada katalis ekonomi besar yang dirilis.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, IHSG pada sesi pembukaan bergerak menguat ke level 8.577, mengikuti tren positif bursa Asia yang mayoritas dibuka menguat terbatas.
“Hari ini tidak ada sentimen fundamental besar yang mendorong pasar. Jadi IHSG masih bergerak dalam pola teknikal, dengan proyeksi rentang pergerakan di angka 8.530 hingga 8.590,” jelas Benjamin.
Ia menilai pelaku pasar masih cenderung bersikap wait and see menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat yang lebih besar pekan ini.
Sementara itu, Rupiah juga mencatat penguatan tipis ke level 16.645 per dolar AS. Benjamin menjelaskan, peningkatan ini ditopang oleh stabilnya indeks dolar AS (USD Index) di kisaran 99,4, sehingga tidak memberikan tekanan besar pada mata uang kawasan, termasuk Rupiah.
“Kondisi imbal hasil US Treasury 10 tahun yang stabil di level 4,09% juga membuat pasar tidak terlalu bergejolak,” tambahnya.
Di sisi lain, harga emas dunia kembali melesat ke US$4.233 per troy ons. Kenaikan ini dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada pekan depan, setelah sejumlah pejabat bank sentral AS memberi sinyal kebijakan yang lebih dovish.
“Kabar ini penting, bukan hanya untuk emas, tetapi juga untuk Rupiah. Jika Fed memangkas suku bunga, selisih suku bunga dengan Indonesia akan menyempit, sehingga memberi ruang penguatan bagi Rupiah,” jelas Benjamin.
Untuk pasar domestik, emas saat ini ditransaksikan di kisaran Rp 2,36 juta per gram. Adapun Rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang 16.650 hingga 16.680 per dolar AS sepanjang hari ini.
“Pasar akan lebih sensitif terhadap komentar pejabat The Fed dan arah kebijakan suku bunga dalam waktu dekat,” tutup Benjamin. (R)





