MEDAN, Index Sumut – Indeks bursa saham pada perdagangan hari ini kembali dibayangi tekanan, seiring dengan pelemahan sejumlah bursa global termasuk bursa di Asia yang banyak dibuka melemah, meskipun bursa Hang Seng terpantau menguat di sesi pembukaan perdagangan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini dibuka melemah, meskipun terpantau di sesi pembukaan masih bergerak tidak jauh berbeda dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya.
Hingga berita ini dibuat, IHSG terpantau diperdagangkan menguat 0.13% di level 6.932.
“IHSG pada hari ini diperkriakan akan bergerak dalam rentang 6.920 hingga 6.960, dan masih rawan untuk terkoreksi. Dimana pelaku pasar akan terus memantau perkembangan kinerja indeks bursa di Asia lainnya serta memantau perkembangan harga minyak mentah dunia,” sebut Analis Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu (27/9).
Pada perdagangan kemarin, pelaku pasar dikhawatirkan dengan tren kenaikan obligasi AS tenor 10 tahun yang mengalami kenaikan tertinggi pasca krisis tahun 2007/2008.
“Sejauh ini, pelaku pasar juga masih mengkhawatirkan sejumlah pernyataan dari pejabat The FED yang masih memberikan sinyal kenaikan bunga acuan kedepan. Pelaku pasar mengkhawatirkan kemungkinan memburuknya kondisi ekonomi global jika suku bunga harus naik lagi nantinya,” kata Gunawan.
Sementara itu, lanjutnya, mata uang rupiah melanjutkan pelemahan dengan ditransaksikan di atas level 15.500 per US Dolar. Sejauh ini mata uang rupiah melemah dikisaran 15.514 per US Dolar.
“USD Indeks kembali naik dan mencapai level tertinggi di tahun ini dan sempat menyentuh level 106.30. Seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia yang kembali menembus level $90 per barel,” sebutnya lagi.
Dimana kenaikan harga minyak mentah dunia akan membuat inflasi kian sulit diturunkan, dan bisa mendorong kenaikan bunga acuan The FED.
Kekhawatiran akan inflasi ini yang mendorong kenaikan imbal hasil US 10 Year treasury, dan memicu terjadinya spekulasi kenaikan bunga acuan. Alhasil US Dolar menguat dan menekan sejumlah mata uang lainnya tanpa terkecuali mata uang Rupiah.
“Di sisi lain, harga emas diperdagangkan melemah di kisaran level $1.900 per US Dolar. Pelaku pasar masih menanti rilis data inflasi dari sejumlah negara di pekan ini. Meskipun secara keseluruhan pelaku pasar mengkhawatirkan inflasi akan lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya,” tandasnya. (MR)