Index Sumut – Data neraca perdagangan tanah air akan menjadi data pembuka di awal pekan ini. Data tersebut memiliki korelasi yang kuat terhadap kinerja mata uang Rupiah.

Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, sejauh ini, data neraca dagang di tanah air diproyeksikan tetap akan membukukan surplus, meskipun surplus tersebut akan mengecil dibandingkan dengan realisasi sebelumnya.

Selanjutnya pada hari Rabu dini hari, Presiden AS Donald Trump akan menyampaikan pidatonya. Pidato Presiden AS itu akan sangat berpengaruh terhadap kinerja pasar keuangan dunia.

“Pelaku pasar akan sangat berhati-hati dengan pidato Trump tersebut, karena kerap ada kejutan dari kebijakan AS belakangan ini. Perang tarif masih akan menjadi isu utama pasar yang berpeluang membuat pasar bergejolak,” ujar Gunawan, Senin (17/2).

Selanjutnya pelaku pasar juga akan disuguhkan dengan beberapa agenda penting lainnya, seperti kebijakan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Diproyeksikan BI akan tetap mempertahankan besaran bunga acuannya pada hari rabu mendatang.

Setelah BI, pada hari Kamis The FED akan menyampaikan minutes yang menjadi penggerak pasar jelang penutupan akhir pekan.

Pada sesi perdagangan pagi ini, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan menguat ke level 16.180 per US Dolar. Sementara IHSG juga turut dibuka menguat di leval 6.663, mengikuti pergerakan mayoritas bursa di Asia yang juga mengalami penguatan pada pagi ini.

“Minimnya sentimen pasar pada perdagangan pagi ini membuat kinerja pasar keuangan di Asia mampu berada di zona hijau,” ujarnya.

Di pekan ini, pasar berpeluang bergerak sangat volatile karena ada beberapa agenda ekonomi penting yang bisa merubah arah kebijakan investasi kedepan, terlebih dari ekonomi AS.

Sementara itu, harga emas ditransaksikan lebih rendah dari hari Jumat kemarin, di kisaran $2.897 per ons troy atau sekitar 1.5 juta per gram. (R)

Share: