MEDAN, Index Sumut – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (21/9), ditutup melemah 0.29% di level 6.991,47.

IHSG gagal mempertahankan kinerjanya diatas level 7.000, meskipun pada sesi pembukaan perdagangan hari ini, IHSG justru sempat diperdagangkan di zona hijau.

“Kinerja IHSG sendiri masih lebih baik ketimbang sejumlah bursa di Asia lainnya yang ditutup melemah di atas 1%,” ujar Pengamat Pasar Modal Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (21/9).

Di sisi lain, lanjutnya, dampak dari sikap hawkish yang ditunjukan oleh Bank Sentral AS menjadi kabar yang buruk bagi perdagangan saham di zona Eropa.

Sejumlah bursa di Eropa tak ubahnya dengan bursa di Asia yang dibuka di zona merah. Dampak dari kekhawatiran akan terjadinya perlambatan ekonomi yang lebih buruk masih menghantui pelaku pasar saat ini.

Sementara itu, Bank Indonesia sesuai dengan proyeksi sebelumnya tetap mempertahankan besaran bunga acuan di level 5.75%.

“Kebijakan BI tersebut justru direspon positif oleh pelaku pasar. Dimana mata uang rupiah bergerak menguat setelah sempat melemah di atas 15.400 per US Dolar pada perdagangan hari ini,” sebutnya.

Akan tetapi sesaat BI memutuskan besaran bunga acuan, sebut Gunawan, mata uang rupiah langsung berbalik arah dan menguat di level 15.370 per US Dolar.

Namun situasi berbeda justru ditunjukan oleh kinerja harg aemas. Harga emas kian melemah di kisaran level $1.924 per ons troy pada sesi perdagangan sore ini. Harga emas masih belum mampu melawan tekanan US Dolar setelah The FED memberikan nada hawkish.

Pelaku pasar selanjutnya akan mencermati kinerja bursa saham di AS sebagai penentu kebijakan investasi selanjutnya.

“Kekhawatiran akan kenaikan bunga acuan seharusnya sudah mereda pada sesi perdagangan pekan depan. Karena dampak kekhawatiran dari kenaikan bunga acuan tersebut sejatinya akan diikuti dengan koreksi kinerja pasar keuangan dan komoditas,” pungkasnya. (MR)

Share: