JAKARTA, Index Sumut – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) sepertinya masih belum berhenti dalam menaikkan suku bunga acuannya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) mungkin akan kembali terjadi pada November 2023.
“Kemungkinan naik sekitar 25 basis poin (bps). Dan ini kemungkinan menjadi yang terakhir,” terang Perry yang dikutip dari Kontan.co.id, Kamis (21/9).
Namun, Perry menegaskan, kenaikan suku bunga The Fed nantinya akan tetap sesuai dengan perkembangan data yang ada (deta dependent).
Ini dengan melihat pernyataan para pejabat The Fed ke depan, juga kondisi inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Negara Paman Sam.
Lalu ke depan, Perry menyebutkan, belum akan ada ruang penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat. Atau dengan kata lain, era suku bunga tinggi masih akan bertengger selama beberapa waktu (higher for longer). Bahkan, fenomena ini bisa bertahan setidaknya hingga semester I-2024.
Akibatnya, ada aliran modal asing yang hengkang dan potensi pelemahan nilai tukar di negara berkembang yang masih tinggi, termasuk Indonesia.
“Sehingga demikian, perlu adanya penguatan respon kebijakan untuk memitigasi dampak negatif rambatan global, termasuk juga di Indonesia,” tandasnya. (AR)