![](https://indexsumut.com/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250203-WA0008-675x450.jpg)
MEDAN, Index Sumut – Penghentian ekspor BBM oleh Rusia serta rilis data pertumbuhan ekonomi di AS kuartal ketiga akan menjadi topik hangat di kalangan pelaku pasar selama pekan ini.
Kebijakan Rusia yang menghentikan ekspor BBM akan memicu tingginya inflasi, dan mendorong kenaikan harga minyak mentah dunia.
Sementara rilis pertumbuhan ekonomi AS bisa menjadi gambaran sebaliknya yang bisa mengikis kekhawatiran akan tingginya inflasi dan spekulasi kenaikan bunga acuan.
Pengamat Pasar Modal Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, dinamika yang berkembang akan sangat bergantung dari seberapa besar sentimen yang akan masuk dalam setiap hari perdagangan.
“Pada hari Senin ini, tidak ada satupun data penting dari sisi eksternal yang akan benar-benar mampu menggerakkan pasar. Sehingga sentimen pasar pada hari ini akan lebih banyak dipengaruhi oleh kinerja bursa saham di Amerika dan Eropa pada akhir pekan, serta kinerja bursa di Asia selama sesi perdagangan,” ujarnya, Senin (25/9).
Sejumlah bursa di Asia pada pagi ini diperdagangkan melemah, IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.980 hingga 7.030. Secara teknikal, IHSG masih kesulitan untuk bertahan di atas level 7.030.
“Sementara dari sisi fundamental, pasar keuangan global berpeluang untuk menguat terbatas jika sejumlah rilis data ekonomi tidak meleset terlalu lebar,” sebutnya.
Di sisi lain, pelaku pasar dibayangi oleh ketakutan akan kenaikan suku bunga acuan di masa yang akan datang. Kenaikan harga minyak mentah dunia akan mempersulit pengendalian inflasi dan hanya akan mempercepat kenaikan bunga acuan. US Dolar masih berpeluang menekan sejumlah mata uang di dunia termasuk mata uang rupiah.
“Akan tetapi di pekan ini mata uang Rupiah diperkirakan akan menguat terbatas dalam rentang 15.250 hingga 15.350. Hanya saja yang perlu diwaspadai adalah tren kenaikan harga minyak mentah yang saat ini sudah berada di atas $90 per barelnya. Jika kenaikan harga minyak dunia berlanjut, sangat berpeluang memicu terjadinya tekanan yang lebih besar pada mata uang rupiah,” ujarnya.
Di sisi lainnya, lanjut Gunawan, harga emas diproyeksikan akan bergerak dalam rentang $1.915 hingga $1.945 per osn troy nya. Kinerja harga emas diproyeksikan masih akan bergerak sideways selama pekan ini.
“Harga emas tidak akan begitu terusik dengan inflasi di pekan ini. Justru harga emas berpeluang menguat jika seandainya data ekonomi AS mampu tumbuh setidaknya sesuai dengan ekspektasi sebesar 2.2% di kuartal ketiga,” pungkasnya. (MR)