![](https://indexsumut.com/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20241023-WA0014-675x450.jpg)
MEDAN, Index Sumut – Kinerja mata uang rupiah pada sesi perdagangan menjelang siang sempat terpuruk hingga dekati level 15.850 per US Dolar. Akan tetapi, mata uang rupiah mampu mengurangi kerugiannya, setelah Bank Indonesia menaikkan besaran bunga acuan (BI 7 DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6%.
“Rupiah ditutup di level 15.810 per US Dolar pada hari ini. Kebijakan BI ini memperlebar jarak antara BI 7 days Repo Rate dengan bunga acuan Bank Sentral AS,” kata Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (19/10).
Menurutnya, kebijakan BI memang mampu meredam tekanan pada mata uang rupiah. Akan tetapi seperti yang diprediksikan di awal, sekalipun BI menaikkan besaran bunga acuannya bukan berarti rupiah tidak akan melemah terhadap US Dolar. Karena pokok permasalahan pelemahan mata uang rupiah ada pada rencana kenaikan bunga acuan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS.
Di sisi lain, lanjutnya, kenaikan harga minyak mentah belakangan ini seiring meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah memunculkan kekuatiran bahwa inflasi maupun suku bunga acuan global akan merangkak lebih tinggi lagi. “Dan eskalasi konflik yang dikuatirkan akan meluas juga memberikan dampak serius pada kemungkinan gangguan keamanan yang bisa memicu terjadinya tekanan pada mata uang,” ujarnya.
Sementara itu, kinerja pasar saham sedikit berbeda pola pergerakannya dibandingkan Rupiah. IHSG di sesi kedua hingga penutupan justru mengalami pelemahan. IHSG ditutup turun 1.18% di level 6.846,43.
“Kinerja IHSG terpuruk beriringan dengan memburuknya kinerja bursa di Asia. Data pertumbuhan ekonomi China tidak mampu memulihkan kinerja pasar saham di kawasan Asia termasuk IHSG,” ungkap Gunawan.
Menurutnya, pelaku pasar saham juga tengah menanti bagaimana testimony Gubernur Bank Sentral AS malam ini. Pelaku pasar masih sangat pesimis, dimana konflik di Timur Tengah akan lebih menebar ancaman kenaikan laju tekanan inflasi kedepan.
“Pasar sudah tidak lagi hanya akan menjadikan testimoni Gubernur The FED sebagai acuan, namun situasi yang memungkinkan kenaikan harga minyak mentah juga akan menjadi pertimbangan dalam investasi,” ujarnya.
Tidak seperti biasanya, dimana saat ada kemungkinan kenaikan bunga acuan harga emas selalu mengalami pelemahan. Harga emas belakangan ini masih berada dalam tren menguat.
“Harga emas benar-benar diuntungkan dengan konflik timur tengah. Harga emas pada perdagangan sore ini ditransaksikan menguat di level $1.950 per ons troy nya,” pungkasnya. (R)