MEDAN, Index Sumut – Gabungan lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut pada Oktober 2023 mengalami deflasi secara month to month (mtm) sebesar 0,07 persen.

Berdasarkan trendnya, bulan Oktober dalam tiga tahun terakhir secara mtm, selalu menunjukkan deflasi di Sumatera Utara. Berdasarkan data BPS Sumut, pada Oktober 2021 mtm, Sumut mengalami deflasi 0,06%, kemudian 2022 deflasi, 0,51%, dan 2023 deflasi 0,07%.

Sementara itu, secara year on year (yoy) gabungan lima kota IHK di Sumut menunjukkan tingkat inflasi sebesar 2,60 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) Oktober 2023 sebesar 1,22 persen.

Stasisi Ahli Utama BPS Sumut, Misfaruddin menyebutkan, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi mtm pada Oktober 2023, antara lain cabai merah, tomat, telur ayam ras, wortel, cabai hijau, ikan dencis, dan bawang putih.

Sementara komoditas yang memberikan andil inflasi mtm, antara lain beras, bensin, daging ayam ras, cabai rawit, emas perhiasan, bawang merah, dan bahan bakar rumah tangga.

Sedangkan secara yoy, terjadi inflasi gabungan lima kota di Sumatera Utara (Sibolga, Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli) sebesar 2,60 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,14.

“Dari lima kota IHK di Sumatera Utara, inflasi yoy tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 4,33 persen dengan IHK sebesar 118,45 dan terendah terjadi di Medan sebesar 2,50 persen dengan IHK sebesar 113,59,” ujar Misfaruddin.

Menurutnya, inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,12 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,81 persen.

Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,00 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,31 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,53 persen; kelompok transportasi sebesar 0,51 persen.

Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,46 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,83 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,90 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,78 persen.

“Komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Oktober 2023, antara lain beras, rokok kretek filter, tomat, daging ayam ras, akademi/perguruan tinggi, emas perhiasan, dan bawang putih,” ungkapnya. (R)

Share: