
Index Sumut – Seperti kebanyakan bursa Asia pada hari ini, IHSG ditutup melemah 0.56% di level 7.198,61. Namun, investor asing justru membukukan transaksi beli bersih senilai Rp914 miliar pada perdagangan hari ini.
Nasib mata uang rupiah juga tidak jauh berbeda dengan IHSG yang melemah di level 15.700 per US Dolar.
“Tekanan pada pasar keuangan hari ini lebih banyak dipengaruhi oleh memburuknya pasar keuangan yang dipicu oleh membaiknya data dari AS di akhir pekan kemarin,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Senin (5/2).
Dia menyebutkan, data ketenagakerjaan AS di akhir pekan yang dirilis naik melampaui ekspektasi menjadi kabar buruk bagi pelaku pasar. Rilis data tersebut kian mempertegas sikap The FED sebelumnya, setelah mempertahankan besaran bunga acuan.
Kebijakan tersebut dibarengi dengan ketidakpastian kapan pemotongan bunga acuan akan dilakukan, termasuk berapa banyak yang akan dipotong nantinya.
“Sementara rilis data pertumbuhan ekonomi nasional pada pedagangan hari ini tidak banyak membantu pergerakan IHSG dan Rupiah. Ekonomi tanah air tumbuh 5.05 persen di tahun 2023, dan tidak jauh berbeda dengan ekspektasi sebelumnya. Pasar sudah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tersebut, sehingga dampaknya ke pasar juga terbatas,” ujarnya.
Namun, kinerja pasar keuangan bisa saja melawan tekanan pada pasar keuangan di awal pekan ini. Dengan catatan jika rilis pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan melampaui ekspektasi sebelumya.
Karena sejumlah indikator keuangan seperti membaiknya imbal hasil US Treasury ditambah dengan meningkatnya besaran USD Index di awal pekan, menjadi beban bagi Rupiah dan IHSG.
Di sisi lain, harga emas juga ditransaksikan melemah di level $2.021 per ons troy. Harga emas kian tertekan sejak akhir pekan kemarin dan masih berlanjut di hari ini.
“US Dolar mampu mengembalikan kepercayaan pasar, setelah data ketenaga kerjaan AS menjadi pemicu aksi beli US Dolar. Walaupun penguatan US Dolar terhadap emas ini diproyeksikan sementara,” pungkas. (R)