
Index Sumut – Kinerja nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren pelemahannya pada perdagangan, Selasa (5/3). Sementara harga emas semakin kinclong.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, dalam pertemuan tahunan Kongres Rakyat China, pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% dengan target inflasi dalam kisaran.
China juga mengumumkan penerbitan obligasi khusus “ultra-panjang” untuk proyek-proyek besar, menurut laporan kerja pemerintah.
“Sayangnya kabar tersebut justru belum mampu mendorong penguatan kinerja pasar keuangan di Asia. Yang justru banyak ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini,” ujar Gunawan.
IHSG ditutup melemah 0.4% di level 7.247,46, mengikuti kinerja pasar saham di Asia yang mayoritas juga ditutup melemah.
“IHSG mengalami koreksi dalam dua hari perdagangan, meskipun asing tetap membukukan transaksi beli bersih senilai Rp690 miliar di sesi perdagangan hari ini,” sebutnya.
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah juga kian melemah dan ditutup di level 15.675 per US Dolar.
“Kinerja mata uang Rupiah mengalami pelemahan sekalipun US Dolar mendapatkan tekanan dari pelemahan Yield US Treasuy yang mengalami penurunan selama sesi perdagangan di Asia,” sebutnya.
Sementara itu, tren kenaikan harga emas masih terus belangsung. Harga emas pada sesi perdagangan sore berada di kisaran angka $2.123 per ons troy, atau lebih tinggi dibandingkan dengan harga emas pagi tadi di kisaran level $2.115 per ons troy.
“Pelaku pasar tengah bertaruh bahwa The FED akan lebih bersikap dovish dalam pidato selanjutnya,” pungkasnya. (R)