Index Sumut – Imbal hasil US Treasury menguat pada perdagangan pagi ini. Untuk US Treasury 10 Tahun imbal hasilnya naik di atas 3.9%.

“Membaiknya imbal hasil US Treasury tersebut berpeluang membuat US Dolar perkasa terhadap mata uang Asia. Namun untuk mata uang rupiah, diproyeksikan kenaikan imbal hasil tersebut tidak memberikan pengaruh besar,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu (7/8).

Pelaku pasar akan fokus pada rilis data cadangan devisa di tanah air yang akan menjadi motor penggerak selanjutnya.

“Pada bulan Juni, cadangan devisa di tanah air sebesar $140.2 Milyar. Jika rilis cadangan devisa pada bulan Juli lebih tinggi dari bulan sebelumnya, maka Rupiah berpeluang untuk mempertahankan kinerjanya dari sesi pembukaan hingga penutupan perdagangan,” ujar Gunawan.

Mata uang Rupiah dibuka menguat di level 16.140 pada perdagangan pagi ini. Sementara itu, kinerja IHSG dibuka menguat tipis di level 7.149.

“Kinerja IHSG tak ubahnya kinerja mayoritas bursa di Asia, yang pada sesi pembukaan perdagangan bergerak sideways dengan kecenderungan menguat. Minimnya agenda pasar pada hari ini membuat fokus pasar tertuju pada neraca dagang China yang diproyeksikan akan mencatat surplus senilai $99 Milyar,” ujarnya.

Selain itu, China juga akan merilis data cadangan devisa yang diproyeksikan berada di level $3.25 Triliun di bulan Juli. Selebihnya pasar keuanagn akan lebih banyak digerakkan sentimen teknikal.

“Dimana IHSG dan Rupiah masih berpeluang ditransaksikan di dua zona dengan volatilitas yang terbatas. Dan untuk harga emas, pada perdagangan pagi ini kembali melemah di level $2.382 per ons troy nya,” pungkasnya. (R)

Share: