
Index Sumut – Rilis data inflasi inti AS untuk bulan Agustus menunjukan adanya kenaikan secara bulanan menjadi 0.3% dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0.2%. Namun secara tahunan berada di level yang sama yakni 3.2%.
Sementara inflasi umum secara bulanan masih sesuai ekspektasi di angka 0.2%, dan secara tahunan turun menjadi 2.5%.
“Pasar akan lebih melihat laju tekanan inflasi inti yang dijadikan rujukan bagaimana The FED nantinya mengambil kebijakan. Hal ini juga tercermin dari membaiknya imbal hasil US Treasury 10 tahun yang justru mengalami kenaikan di kisaran level 3.666%. Ditambah lagi, kinerja USD Index juga membaik di kisaran level 101.76. Yang artinya sekalipun data inflasi AS relatif bergerak turun,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (12/9).
Namun kinerja mata uang US Dolar masih berpeluang untuk menguat. Pada perdagangan pagi ini, mata uang Rupiah terpantau mengalami pelemahan di level 15.425 per US Dolar.
“Kinerja mata uang Rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 15.400 hingga 15.450 per US Dolar pada hari ini. Salah satu penyebab rupiah sulit menguat adalah inflasi inti AS yang masih mengalami kenaikan secara bulanan,” katanya.
Sementara itu, kinerja IHSG pada sesi pembukaan perdagangan mampu menguat di level 7.782. Mayoritas bursa di Asia ditransaksikan menguat pada perdagangan hari ini yang memberi peluang bagi IHSG untuk berlanjut menguat.
“Kinerja IHSG diproyeksikan berada dalam rentang 7.750 hingga 7.820 pada hari ini. Di sisi lain harga emas terpantau bergerak relative stabil di kisaran angka $2.513 per ons troy nya,” pungkasnya. (R)