Index Sumut – Data indeks manufaktur AS akan menjadi data pembuka di awal pekan yang dinanti pelaku pasar. Selanjutnya akan ada banyak data eksternal yang menjadi sentimen di pasar keuangan.

Sejauh ini kinerja manufaktur AS mengalami kontraksi, meskipun untuk S&P global services PMI masih berekspansi. Dan sejumlah data penting lainnya dari AS di pekan ini adalah data PDB secara kuartalan (Q3), data ketenaga kerjaan, pidato Gubernur Bank Sentral AS hingga data inflasi (core PCE).

“Agenda ekonomi AS tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja pasar keuangan di tanah air khususnya kinerja mata uang rupiah. Pada dasarnya agenda ekonomi AS tidak akan merubah ekspektasi pelaku pasar dalam melihat tren penurunan suku bunga acuan The FED di masa yang akan datang. Namun seberapa agresif penurunan suku bunga acuan The FED nantinya,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Senin (23/9) pagi.

Di sesi pembukaan perdagangan hari ini, kinerja mata uang rupiah terpantau bergerak sideways dan bertahan di kisaran 15.145 per US Dolar. Mata uang US Dolar juga terpantau bergerak sideways terhadap sejumlah mata uang di Asia lainnya. Pergerakan Rupiah seirama dengan kinerja mata uang di Asia pada umumnya.

“Rupiah dipekan ini berpeluang untuk bergerak dalam rentang 15.000 hingga 15.175 per US Dolar,” ujarnya.

Sementara itu, koreksi masih terjadi pada IHSG. Pelemahan IHSG masih dipicu aksi jual memanfaatkan penguatan IHSG sebelumnya.

“Artinya koreksi yang terjadi pada IHSG hari ini wajar terjadi, setelah IHSG kerap menguat jauh diatas kinerja bursa di Asia lainnya, bahkan kerap juga bergerak anomali di bandingkan dengan kebanyakan bursa di Asia,” kata Gunawan.

Pada sesi perdagangan pagi, IHSG terkoreksi di kisaran 7.690. IHSG berpeluang untuk bergerak dalam rentang 7.600 hingga 7.770 dalam sepekan kedepan.

“Sejumlah agenda ekonomi yang akan dirilis di pekan ini diproyeksikan tidak akan banyak berpengaruh terhadap kinerja pasar keuangan. Karena The FED sendiri sudah memangkas besaran bunga acuannya,” ujarnya.

Sehingga jika nantinya data manufaktur AS memburuk, atau pertumbuhan ekonomi AS juga memburuk, mata uang rupiah akan lebih diuntungkan, dan berpeluang menekan IHSG dalam rentang yang terbatas.

Di sisi lain, pada perdagangan pagi ini emas ditransaksikan di kisaran $2.619 per ons troy, masih relatif stabil sejauh ini. (R)

Share: