
Index Sumut – Kinerja mata uang rupiah pada perdagangan hari ini, Senin (23/9) melemah terhadap US Dolar. Mata uang Rupiah ditransaksikan melemah di kisaran level 15.195 per US Dolar.
“Penguatan mata uang Rupiah pada dasarnya sudah terbaca dari membaiknya imbal hasil US Treasury 10 tahun ke level 3.738%. Dan US Dolar sendiri bergerak sangat variatif terhadap mata uang di Asia,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Senin (23/9).
Pelemahan mata uang Rupiah terjadi di saat euforia pemangkasan bunga acuan The FED memudar. Rupiah bergerak dalam rentang 15.100 hingga 15.205 per US Dolar.
“Fokus pelaku pasar sudah kembali pada agenda ekonomi yang menjadi penggerak pasar selanjutnya. Dimana pelaku pasar saat ini tengah menanti rilis data ekonomi AS, yang sejauh ini diproyeksikan akan membaik PDB-nya,” katanya.
Sementara itu, kinerja IHSG ditutup menguat 0.42% di level 7.775,73. IHSG mampu bangkit setelah sempat di sesi pembukaan perdagangan melemah.
“Penutupan IHSG di awal pekan ini masih seirama dengan mayoritas kinerja bursa di Asia yang ditutup menguat. Adapaun penguatan IHSG pada hari ini ditopang oleh membaiknya sejumlah saham sektor perbankan ditambah dengan penguatan emiten lain seperti PTBA, ADRO, TLKM, TPIA dan GOTO,” sebutnya.
Gunawan menyebutkan, dari 10 saham teraktif yang berkapitalisasi besar hanya saham AMMN yang mengalami pelemahan pada hari ini.
“Tekanan jual pada IHSG sebelumnya lebih dipicu oleh sentimen teknikal yang memanfaatkan penguatan IHSG selama ini. Khususnya setelah kebijakan pemangkasan bunga acuan,” ujarnya.
Di sisi lain, harga emas relatif stabil di kisaran harga $2.621 per ons troy, atau sekitar 1.28 juta per gram. (R)