Index Sumut – Imbal hasil US Treasury 10 tahun terus alami kenaikan di level 4.25%. Yang berarti mata uang Rupiah berpeluang untuk mendapatkan tekanan dari US Dolar.

“Kenaikan imbal hasil US Treasury bukan hanya berpeluang membuat US Dolar menguat terhadap Rupiah. Namun memicu tekanan pada kinerja pasar saham di AS, yang merembet ke Asia,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (24/10).

Sementara itu, IHSG pada sesi perdagangan pembukaan pagi ini dibuka melemah di level 7.778.

“Di tengah koreksi yang terjadi pada mayoritas bursa yang ada di Asia. Pasar juga tidak banyak dipengaruhi oleh sejumlah agenda ekonomi penting, sehingga minimnya sentimen pasar membuat pasar keuangan cenderung bergerak sideways atau mendatar,” ujarnya.

IHSG pada perdagangan hari ini diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.730 hingga 7.790 hari ini. Dimana IHSG memiliki kecenderungan melemah dan seirama dengan mayoritas busa di Asia.

Sementara itu, kinerja mata uang rupiah pada awal sesi perdagangan hari ini sempat ditransaksikan melemah dekati 15.635 per US Dolar. Namun hanya menguat sesaat dan kembali ke kisaran level 15.610 per US Dolar sejauh ini.

“Kinerja mata uang rupiah masih dibayangi tekanan US Dolar yang diuntungkan dengan situasi politik di AS yang tidak pasti,” ujarnya.

Di sisi lain, harga emas dunia ditransaksikan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan perdagangan sore kemarin. Harga emas ditransaksikan di kisaran $2.722 per ons troy. Emas sedikit melemah seiring dengan membaiknya kinerja US Dolar. (R)

Share: