
Index Sumut – Pada November 2024, inflasi year-on-year (y-on-y) di Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,49 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,21. Sedangkan Tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) 0,54 persen dan tingkat inflasi year-to-date (y-to-d) 1,13 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Asim Saputra menyebutkan, inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Pematang Siantar sebesar 3,06 persen dengan IHK sebesar 107,69, sedangkan inflasi y-on-y yang terendah terjadi di Kabupaten Deli Serdang sebesar 0,23 persen dengan IHK sebesar 105,53.
Secara rinci Asim juga menjelaskan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,12 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,90 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,56 persen.
Selanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 0,18 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,84 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,46 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,63 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,72 persen.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok transportasi sebesar 0,44 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada November 2024, antara lain emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), tomat, minyak goreng, bawang merah, daging ayam ras, bawang putih, beras, sewa rumah, ikan nila, gula pasir, telur ayam ras, bayam, kopi bubuk, Sigaret Kretek Tangan (SKT), mie, ikan dencis, Sigaret Putih Mesin (SPM), kentang, dan kelapa,” ungkap Asim, Senin (2/12).
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y pada November 2024 antara lain cabai merah, cabai rawit, udang basah, bensin, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, bahan bakar rumah tangga, ikan asin teri, sawi putih/pecay/pitsai, kol putih/kubis, sabun cair/cuci piring, pir, ikan kembung ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, pepaya, sabun detergen bubuk, wortel, daging sapi, pengharum cucian/pelembut, ketimun, sawi hijau, dan apel.
Sementara itu, secara m-to-m, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada November 2024 antara lain tomat, bawang merah, minyak goreng, udang basah, bawang putih, Sigaret Kretek Mesin (SKM), mie, emas perhiasan, tembakau, angkutan udara, wortel, ikan dencis, cabai hijau, kelapa, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, sop, es, buah naga, cumi-cumi, dan ikan asin teri.
“Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada November 2024 antara lain cabai merah, beras, cabai rawit, daging ayam ras, sabun detergen bubuk, sawi hijau, makanan ringan/snack,” ujarnya.
Asim Saputra juga menyebutkan, pada November 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil sumbangan inflasi y-on-y yaitu makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,73 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,39 persen; penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,14 persen; pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,09 persen; pendidikan sebesar 0,05 persen; kesehatan sebesar 0,02 persen; perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen; serta rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok transportasi sebesar 0,04 persen, sedangkan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan tidak memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y yang signifikan terhadap inflasi y-on-y Provinsi Sumatera Utara,” pungkasnya. (R)