
Index Sumut – Gubernur Bank Sentral AS atau The FED menyatakan bahwa ekonomi AS saat ini lebih kuat dari yang diharapkan The FED pada bulan September ketika memangkas bunga acuan.
Ini menandakan bahwa The FED akan lebih lunak dalam kebijakan moneternya. Yang berarti kebijakan penurunan bunga acuan berpotensi melambat dari sebelumnya.
“Kabar tersebut tentunya akan menjadi kabar buruk bagi mata uang Rupiah. Karena imbal hasil US Treasury akan mengalami kenaikan, dan USD Index sendiri sejak Oktober kemarin dalam tren naik hingga saat ini,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (5/12).
Gunawan menyebutkan, pernyataan Gubernur Bank Sentral AS tadi malam, pasar saham di Asia terpantau bergerak sideways pada perdagangan pagi ini. IHSG sendiri dibuka stabil cenderung turun di level 7.326. Sementara mata uang Rupiah terpantau menguat di kisaran 15.915 per US Dolar.
“IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.270 hingga 7.330 pada perdagangan hari ini. Untuk mata uang Rupiah, karena dibayangi sikap hawkish The FED, berpeluang untuk berkonsolidasi terlebih dahulu di kisaran 15.900. Dimana peran BI dalam menstabilkan Rupiah sangat dibutuhkan saat ini,” ujar Gunawan.
Menurutnya, pasar keuangan di tanah air cenderung dirugikan dengan sikap The FED tadi malam. Hal ini membuat pelaku pasar kian yakin bahwa pemangkasan bunga The FED di tahun depan akan dihentikan.
Di sisi lain, harga emas dunia terpantau mengalami tekanan. Sejauh ini harga emas ditransaksikan di kisaran level $2.646 per ons troy. (R)