
Index Sumut – Awal pekan minggu ketiga bulan Desember 2024, pasar keuangan mengalami tekanan, dimana nilai tukar rupiah melemah di atas 16.000 / US Dollar. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan emas ikut terpuruk.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, dari tanah air akan dirilis data neraca perdagangan yang akan menjadi data pembuka di awal pekan ini.
Ada potensi dimana neraca perdagangan tetap akan surplus, sekalipun terjadi penurunan pada besaran surplusnya itu sendiri. Selanjutnya, kebijakan suku bunga acuan BI di hari Rabu akan menjadi fokus pergatian pelaku pasar.
“Kemudian sejumlah data penting eksternal dalam sepekan kedepan. Seperti data indeks manufaktur AS, penetapan bunga acuan Bank Sentral AS, FOMC Conference, data pertumbuhan ekonomi AS, klaim pengangguran mingguan AS, serta data inflasi AS. Jadi akan ada banyak agenda ekonomi di pekan ini yang perlu diwaspadai,” ujarnya, Senin (16/12).
Pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini, mayoritas bursa di Asia di buka melemah. IHSG juga turut dibuka melemah di level 7.304.
“Pelaku pasar perlu mewaspadai potensi koreksi IHSG di bawah level psikologis 7.300. Karena sangat berpeluang mendorong koreksi lanjutan yang bisa menggiring IHSG mendekati level 7.200,” ujarnya.
IHSG pada perdagangan hari ini berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.250 hingga 7.330.
Sementara itu, mata uang rupiah ditransaksikan melemah di level 16.020 per US Dolar. Kinerja rupiah melemah setelah imbal hasil US Treasury 10 Tahun menyentuh 4.4%. Dan di pekan ini, BI diproyeksikan akan tetap mempertahankan besaran bunga acuannya.
“Tekanan pada mata uang Rupiah menjadi alasan utama mengapa BI harus mempertahankan besaran bunga acuan. Daripada harus mempertimbangkan kinerja inflasi yang sangat bersahabat belakangan ini. Selain rupiah yang mengalami koreksi, harga emas juga terpantau melemah dikisaran level $2.653 per ons troy,” pungkasnya. (R)