Index Sumut – Kinerja mayoritas bursa saham di Asia kembali masuk ke zona merah. Sejumlah data di AS menunjukan bahwa ekonomi AS masih menggeliat yang berpeluang mendorong terciptanya laju tekanan inflasi di AS.

Data ISM Non Manufacturing PMI AS pada bulan desember justru melompat ke level 54.1. Rilis Data tersebut juga diikuti dengan lelang obligasi tenor 10 Tahun AS. Dimana imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun AS mengalami kenaikan ke level 4.677% pada perdagangan sesi Asia.

“Kenaikan imbal hasil tersebut jelas akan menjadi kabar buruk bagi mata uang rupiah. IHSG dan rupiah pada perdagangan hari ini berada di bawah tekanan, seiring dengan kian meredupnya pemangkasan bunga acuan The FED. Nantinya akan menggiring kebijakan bunga acuan global yang cenderung hawkish dan menekan laju pertumbuhan ekonomi dunia,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut Gunawan Benjamin, Rabu (8/1).

IHSG pada sesi pembukaan perdagangan hari ini masih mampu dibuka di zona hijau. IHSG dibuka menguat di level 7.099. IHSG pada hari ini diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.120 hingga 7.020.

Sementara itu, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan melemah pada sesi perdagangan pagi. Rupiah terpantau melemah ke level 16.160 per Us Dolar.

“Memburuknya sejumlah sentimen eksternal telah memicu pelemahan rupiah pada perdagangan hari ini. Dan pasar akan kembali disuguhkan sejumlah agenda penting ekonomi di dua hari perdagangan terakhir pekan ini,” ujar Gunawan.

Pasar berpeluang bergerak dalam volatilitas yang tinggi di akhir pekan ini.

Dan untuk harga emas, pada sesi perdagangan pagi ini terpantau lebih tinggi Dari perdagangan sore kemarin. Harga emas sejauh ini ditransaksikan di level $2.648 per ons troy. (R)

Share: