
Index Sumut – Pada tahun 2024, pasar karet alam secara keseluruhan menunjukkan tren naik yang berfluktuasi. Terutama pada awal kuartal keempat, saat sentimen pasar menurun, harga mulai turun kembali setelah sebelumnya meningkat akibat masuknya banyak dana.
Laporan penelitian khusus dari Guosen Securities menunjukkan bahwa penurunan pasokan karet alam dalam jangka panjang dan pertumbuhan permintaan yang stabil sudah jelas terlihat. Harga diperkirakan akan naik seiring dengan pelebaran kesenjangan antara pasokan dan permintaan, dengan puncak harga siklus karet kali ini diproyeksikan lebih tinggi daripada siklus sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, akibat melambatnya pertumbuhan industri otomotif, konsumsi karet alam global hanya meningkat dengan kecepatan yang rendah. Pada tahun 2023, konsumsi global mencapai 15,17 juta ton dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan 2,8% selama 10 tahun terakhir. Tiga konsumsumen utama karet alam adalah Tiongkok (6,6 juta ton), India (1,4 juta ton), dan Thailand (1,33 juta ton), masing-masing menyumbang 46%, 9%, dan 8% dari total konsumsi dunia.
Konsumsi di negara-negara berkembang Asia tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dipicu oleh perkembangan industri dan peningkatan kebutuhan domestik, konsumsi karet alam di India, Thailand, dan Vietnam meningkat masing-masing dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 3,89%, 9,01%, dan 9,62%, jauh di atas rata-rata global.
Dari sisi pasokan, luas lahan produksi di negara-negara produsen utama menunjukkan tren menurun dalam beberapa tahun terakhir. Faktor usia tanaman yang tua serta kondisi pasar yang lesu menyebabkan penurunan produktivitas.
Pada tahun 2023, produksi global mencapai 13,91 juta ton, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 1,25%. Produksi terkonsentrasi di Asia Tenggara, di mana Thailand dan Indonesia menjadi produsen terbesar dengan masing-masing produksi 4,71 juta ton dan 2,24 juta ton, menyumbang 34% dan 16% dari total produksi global.
Produksi karet alam di Afrika juga meningkat pesat, mencapai 1,99 juta ton pada tahun 2023, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan 13,75%. Produksi di Pantai Gading mencapai 1,55 juta ton, dengan tingkat pertumbuhan tahunan 18,27%, menjadikannya produsen ketiga terbesar di dunia.
Dominasi Konsumsi Tetap Kokoh, Permintaan Terus Meningkat
Karet alam memiliki keunggulan dalam struktur molekul dan digunakan lebih banyak dalam ban radial untuk kendaraan berat dibandingkan ban semi radial untuk mobil penumpang. Konsumsi karet alam sulit tergantikan. Pada tahun 2023, konsumsi karet alam dan karet sintetis utama di Tiongkok masing-masing mencapai 7,26 juta ton dan 3,72 juta ton.
Didukung oleh kebijakan insentif dan kebutuhan pembaruan produk, penjualan kendaraan listrik di dalam negeri tetap tumbuh kuat pada tahun 2024. Selama 11 bulan pertama tahun tersebut, penjualan mobil penumpang naik sekitar 5% YoY, sementara total penjualan mobil meningkat 4% YoY. Kebutuhan untuk ban baja setengah diperkirakan terus tumbuh seiring tren ini.
Dari segi ekspor, pertumbuhan permintaan luar negeri yang kuat mendorong peningkatan ekspor ban domestik. Tiongkok kini menjadi eksportir ban terbesar di dunia dengan AS dan Eropa sebagai pasar utama. Dari Januari hingga November 2024, ekspor ban karet domestik mencapai 6,2 miliar unit, meningkat 10,15% YoY, menyumbang 57% dari total produksi ban domestik.
Harga Diprediksi Naik dalam Jangka Pendek
Laporan tahun 2024, pasokan dari wilayah penghasil utama dunia terbatas, sementara persediaan domestik berada pada level rendah. Harga karet diperkirakan tetap kuat dalam jangka pendek.
Permintaan domestik untuk kendaraan listrik membantu menutupi tekanan penurunan dari segmen kendaraan komersial. Dengan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih agresif direncanakan pada tahun 2025, permintaan mobil penumpang diproyeksikan meningkat, sementara permintaan kendaraan komersial diperkirakan pulih seiring peningkatan investasi hilir. Permintaan ekspor juga diprediksi tetap kuat berkat pertumbuhan di pasar Eropa dan AS.
Di negara-negara berkembang seperti India dan Vietnam, konsumsi karet terus meningkat. India kini menjadi negara penting dalam kontribusi tambahan konsumsi karet alam global. Menurut IMF, ekonomi India diperkirakan tumbuh lebih dari 6% pada 2024, mendukung peningkatan konsumsi otomotif.
Harga Diproyeksikan Naik Secara Bertahap
Dalam jangka panjang, penyusutan kapasitas produksi di kawasan tradisional dan penurunan tambahan dari kawasan baru akan menekan pasokan. Berdasarkan tren produksi lima tahun terakhir, tingkat pertumbuhan tahunan gabungan produksi karet alam global diperkirakan kurang dari 1% selama 2023-2028. Sementara itu, didukung oleh pertumbuhan konsumsi stabil di Tiongkok dan negara-negara berkembang, permintaan karet alam diperkirakan terus meningkat, mendorong kenaikan harga secara bertahap. (*)
* Dilansir dari https://finance.sina.com.cn
Diterjemahkan oleh GAPKINDO Sumatera Utara | 14-Januari-2025