Index Sumut – Kebijakan kenaikan tarif masih menjadi isu utama pasar keuangan global belakangan ini yang membuat pelaku pasar bimbang dalam melihat prospek pertumbuhan ekonomi kedepan.

Pasar saham di Asia pada sesi perdagangan pagi ini bergerak mixed dengan kecenderungan menguat. Pelaku pasar masih menanti bagaimana testimoni dari Gubernur Bank Sentral AS sebagai penggerak pasar selanjutnya. Agenda dari tanah air pada perdagangan hari ini adalah rilis data kepercayaan konsumen.

“Dari sejumlah agenda ekonomi tersebut, sejauh ini IHSG masih melanjutkan tren pelemahan dengan dibuka melemah di level 6.628. Jika berkaca kepada sejumlah agenda penting yang akan dirilis pada hari ini, IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 6.600 hingga 6.670,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (11/2).

Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10 tahun mengalami kenaikan di atas 4.5% pada perdagangan pagi ini. Yang berarti bahwa mata uang US Dolar berpeluang untuk menguat.

“Dan pada perdagangan pagi ini, mata uang Rupiah ditransaksikan melemah di kisaran level 16.375 per US Dolar. Pelaku pasar saat ini tengah fokus kepada rilis data inflasi yang akan menjadi acuan pergerakan US Dolar selanjutnya,” katanya.

Selain itu, kebijakan terkait pemberlakukan kenaikan tarif oleh AS akan menjadi sentimen yang paling mempengaruhi kinerja pasar keuangan di pekan ini.

“Mata uang rupiah masih dibayangi oleh kemungkinan penguatan US Dolar yang akan berlanjut. Dan harga emas memanfaatkan situasi ini dengan berlanjut menguat. Terpantau harga emas ditransaksikan dikisaran $2.937 per ons troy nya,” pungkasnya. (R)

Share: