Index Sumut – IHSG pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini menguat ke level 6.197. Sementara itu, mata uang rupiah ditransasikan melemah di kisaran level 16.620 per US Dolar.

Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, ada kabar baik dari AS, dimana kebijakan kenaikan tarif pada awal bulan depan direncanakan cakupannya akan lebih sedikit. Ditambah lagi dengan data manufaktur AS yang mengalami kenaikan menjadi 54.3 pada bulan Maret.

“Data tersebut dibalik menguatnya kinerja bursa saham di AS serta kenaikan imbal hasil US Treasury 10 Tahun yang berbalik ke atas 4.3%,” ujarnya, Selasa (25/3).

Mayoritas bursa saham di Asia pada perdagangan pagi ini dibuka menguat. Meskipun dinaungi kabar baik, pelaku pasar masih dibayangi kekuatiran akan kemungkinan resesi AS yang datang lebih cepat. Ditambah lagi lembaga pemeringkat Moody’s juga menyebutkan bahwa kondisi ekonomi dan fiskal RI melemah.

“IHSG pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini menguat ke level 6.197. Sementara itu, mata uang rupiah ditransasikan melemah di kisaran level 16.620 per US Dolar,” ujarnya.

Menurutnya, Rupiah masih dibayangi tekanan karena US Dolar memiliki kesempatan untuk menguat pada hari ini. US Dolar mendapatkan topangan setelah rilis data manufaktur AS yang mengesankan.

Pada hari ini IHSG memiliki kesempatan yang lebih besar untuk ditransaksikan di zona hijau.

“Kinerja IHSG berpeluang berada di zona hijau selama sesi perdagangan berlangsung. Secara teknikal IHSG akan tertahan laju penguatannya dalam rentang 6.250 hingga 6.270,” katanya.

Menurutnya, pelemahan Rupiah bisa membuat laju penguatan IHSG terhenti. Posisi Rupiah saat ini lebih buruk dari level terburuk sebelumnya saat pandemi covid 19 berlangsung.

Terpisah, kinerja harga emas ditransaksikan melemah setelah US dolar mendapatkan momentum penguatan yang ditopang data manufaktur yang membaik.

“Harga emas pada perdagangan pagi ini ditransaksikan di level $3.010 per ons troy, atau sekitar 1.61 juta per gram,” pungkasnya. (R)

Share: