
MEDAN, Index Sumut — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak menguat di awal pekan ini, jelang rilis data neraca perdagangan Indonesia, Senin (21/4).
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, Pasar keuangan dalam negeri mendapatkan sentimen positif, ditopang proyeksi surplus neraca dagang yang diperkirakan kembali tercatat bulan ini.
“Pada pembukaan perdagangan pagi ini, IHSG tercatat naik ke level 6.450, mengikuti tren positif bursa-bursa di Asia yang mayoritas bergerak di zona hijau. Sentimen pasar Asia turut terdorong oleh keputusan Bank Sentral China (PBoC) yang mempertahankan suku bunga pinjaman di angka 3,1%,” ujar Gunawan.
Kinerja positif di pasar Asia ikut menopang penguatan rupiah yang diperdagangkan di level Rp16.800 per dolar AS. Menariknya, penguatan ini terjadi di tengah kenaikan imbal hasil US Treasury, yang biasanya memberi tekanan bagi mata uang emerging market.
Sementara itu, pelaku pasar masih menantikan keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia yang akan diumumkan pada Rabu mendatang. Keputusan ini dipandang penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi di tengah gejolak ekonomi global.
Di sisi lain, harga emas kembali mencetak rekor tertinggi, diperdagangkan di level USD 3.381 per troy ons atau setara Rp1,83 juta per gram. Kenaikan harga emas dipicu kekhawatiran pasar atas ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan sejumlah negara mitra, termasuk Indonesia.
Menurutnya, perang dagang yang terjadi sejak tahun lalu masih menyisakan kekhawatiran, terutama terhadap kinerja ekspor nasional. Data neraca perdagangan Indonesia bulan Maret yang akan dirilis dalam waktu dekat, diprediksi belum sepenuhnya mencerminkan dampak kenaikan tarif impor dari AS. Meski begitu, data ini tetap akan menjadi petunjuk penting arah perekonomian ke depan.
“Pasar berharap surplus neraca dagang dapat menjadi penopang sentimen positif bagi IHSG dan rupiah di tengah dinamika global yang terus bergerak,” pungkasnya. (R)