Medan, Index Sumut — Pasar keuangan global dibuka stabil pada awal pekan ini setelah Federal Reserve (The Fed) menyatakan belum akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua The Fed Jerome Powell, yang menegaskan bahwa bank sentral masih akan bersikap hati-hati dalam merespons perkembangan inflasi dan dampak dari kebijakan tarif.

“The Fed ingin memastikan bahwa tekanan harga akibat tarif benar-benar bisa dipahami dan dikendalikan sebelum melangkah ke arah pelonggaran moneter,” ujar Gunawan Benjamin, Pengamat Pasar Keuangan Sumatera Utara, Rabu (25/6/2025).

Di tengah pernyataan tersebut, imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun turun ke level 4,3%, yang menjadi sedikit angin segar bagi pasar keuangan negara berkembang. Namun, mata uang Rupiah tetap ditransaksikan sedikit melemah di kisaran Rp16.350 per dolar AS, meski tidak mengalami tekanan berarti.

“Rupiah bergerak stabil. Hari ini tidak ada tekanan besar dari pasar global, sehingga pergerakan mata uang cenderung mendatar,” tambah Gunawan.

Dari sisi pasar saham, IHSG dibuka menguat di level 6.908, mengikuti penguatan di mayoritas bursa saham Asia. Meski begitu, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang 6.870 hingga 6.920 seiring minimnya katalis besar dari dalam maupun luar negeri.

“Kondisi pasar cenderung netral hari ini. Tidak ada agenda ekonomi yang signifikan, dan IHSG serta Rupiah kemungkinan akan bergerak sideways sepanjang sesi perdagangan,” jelas Gunawan.

Sementara itu, pelaku pasar juga masih mencermati perkembangan geopolitik, khususnya ketegangan antara Iran dan Israel. Isu mengenai rencana genjatan senjata masih simpang siur dan belum terealisasi secara resmi.

“Jika benar-benar terjadi gencatan senjata, itu bisa jadi sentimen positif jangka pendek. Namun pasar masih bersikap wait and see,” katanya.

Di sisi lain, harga emas dunia diperdagangkan melemah ke level $3.333 per troy ons, atau sekitar Rp1,76 juta per gram.

Pelemahan ini terjadi setelah adanya sinyal perdamaian di Timur Tengah yang menurunkan minat investor terhadap aset safe haven seperti emas. (R)

Share: