
Medan, Index Sumut – Pasar keuangan Indonesia dibuka dengan catatan positif menjelang akhir pekan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 7.346, sejalan dengan mayoritas bursa saham di Asia yang bergerak di zona hijau.
Di sisi lain, nilai tukar Rupiah juga turut menguat dan diperdagangkan di kisaran Rp16.295 per dolar AS.
Penguatan ini terjadi di tengah minimnya sentimen baru dari kawasan Asia. Fokus pasar lebih banyak tertuju pada data ekonomi dari Amerika Serikat, salah satunya data penjualan ritel bulan Juni yang mencatat pertumbuhan 0,6% secara bulanan (month-to-month), lebih tinggi dari ekspektasi. Kabar ini mendukung penguatan bursa saham Wall Street dan menjadi katalis positif lanjutan bagi pasar Asia, termasuk Indonesia.
Gunawan Benjamin, Pengamat Pasar Keuangan Sumut, menyebutkan bahwa pergerakan pasar saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor teknikal dan reaksi terhadap data global.
“Kinerja IHSG hari ini dipengaruhi oleh sentimen positif dari data ekonomi AS serta penguatan pasar Asia. Tapi karena kenaikan IHSG sebelumnya sudah cukup tinggi, ada potensi koreksi teknikal dalam perdagangan intraday,” ujar Gunawan, Jumat (18/7).
Di sisi global, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mengalami koreksi dan kini berada di level 4,44%. Sementara indeks dolar AS (DXY) juga mengalami tekanan ke level 98,50. Kondisi ini mendukung penguatan nilai tukar Rupiah yang sebelumnya sempat berada di bawah tekanan pasca penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
“Rupiah mulai pulih karena tekanan dolar AS mereda, meski BI Rate diturunkan. Selama tekanan dari eksternal berkurang, ada peluang bagi Rupiah untuk tetap stabil bahkan menguat terbatas,” tambah Gunawan.
Minimnya rilis data ekonomi di akhir pekan ini membuat pasar diperkirakan akan bergerak dalam rentang yang relatif terbatas. IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam kisaran 7.320 hingga 7.370, sementara Rupiah kemungkinan bertahan di level Rp16.250 hingga Rp16.300 per dolar AS.
Untuk komoditas, harga emas dunia tercatat menguat tipis ke level US$3.340 per troy ons atau sekitar Rp1,75 juta per gram. Namun Gunawan menilai, pergerakan harga emas masih terbatas karena belum ada sentimen baru yang mampu mendorong lonjakan permintaan terhadap aset safe haven tersebut. (R)