Index Sumut – Dalam FOMC (Federal Open Market Committee) Bank Sentral AS, The FED belum sepenuhnya yakin untuk memangkas suku bunga, kecuali jika inflasi sesuai dengan sasaran target The FED.

Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, kabar ini kian mengukuhkan pidato Gubernur Bank Sentral AS sebelumnya, dimana pasar belum mendapatkan arah kebijakan yang jelas terkait suku bunga acuan The FED kedepan.

Meski demikian, bursa di Asia pada perdagangan hari ini, Kamis (4/7), terpantau bergerak di zona hijau. IHSG juga terpantau mengalami penguatan pada sesi perdagangan pagi ini.

“IHSG terpantau menguat di kisaran level 7.200. Sementara mata uang Rupiah ditransaksikan menguat di level 16.330 per US Dolarnya. Tidak ada tekanan besar yang terjadi di pasar keuangan sejauh ini,” kata Gunawan.

Dia menilai, sikap The FED yang pada dasarnya dinilai merugikan pelaku pasar, justru belum memicu terjadinya tekanan pada pasar keuangan. Beberapa indikator keuangan lainnya juga terpantau tidak merespon dengan kebijakan The FED tersebut. Imbal hasil US Treasury 10 Tahun justru turun di kisaran 4.354%, sementara USD Index juga terpantau turun mendekati level 105.

“Gambaran terkini terkait dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga AS, lebih besar kemungkinan baru akan dimulai di taun 2025 mendatang. Inflasi AS memang dalam tren penurunan namun berjalan lambat, sehingga suku bunga global akan bertahan tinggi untuk waktu yang lama,” ujarnya.

Di sisi lain, harga emas terpantau mengalami kenaikan di tengah kian suramya prosfek penurunan bunga acuan. Harga emas pada sesi perdagangan pagi ditransaksikan naik di kisaran $2.360 per ons troynya.

“Harga emas mendapatkan angin segar dari tensi geopolitik yang memanas belakangan ini,” ujarnya. (R)

Share: