
Index Sumut – Kinerja pasar keuangan akan kembali fokus kepada pidato Ketua FED Jerome Powell di Jackson Hole. Pidato tersebut akan menjadi gambaran bagaimana The FED nantinya menentukan kebijakan kedepan.
“Walaupun mungkin isi dari pidato tidak menyampaikan sesuatu yang baru di luar ekspektasi pasar sejauh ini, namun pidato tersebut tetap akan memberikan gambaran yang lebih jelas karena disampaikan oleh pembuat kebijakan secara langsung,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Jumat (23/8).
Mata uang US Dolar pada perdagangan pagi ini kembali dinaungi kabar positif yang terlihat dari membaiknya imbal hasil US Treasury 10 tahun. Pantauan di pagi ini, US Treasury 10 Y berada di kisaran 3.85%.
“Selain itu, USD index juga terpantau membaik di level 101.52 pada dini hari. Indikator ini memungkinkan US Dolar kembali menguat, dan berpeluang menekan mata uang rupiah,” katanya.
Sementara itu, kinerja pasar keuangan di tanah air masih akan dibayangi oleh situasi politik di tanah air setelah demo RUU Pilkada pada perdagangan kemarin. Pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini, mata uang rupiah terpantau melemah di kisaran level 15.635 per US Dolar. Sementara IHSG ditransaksikan menguat di level 7.530.
“Jika merunut kepada sejumlah mata uang dan pasar saham di Asia, mayoritas bursa di Asia ditransaksikan melemah dan mayoritas mata uang di Asia juga melemah terhadap US Dolar. Sentimen eksternal pasar keuangan sejauh ini menunjukan adanya potensi tekanan. IHSG dan Rupiah masih dibayangi oleh memburuknya sentimen dari luar dan dari tanah air,” ujarnya.
Dan sentimen akan lebih didominasi oleh dinamika politik di tanah air, lanjut Gunawan, dan pelaku pasar akan terus memantau situasi dengan lebih banyak mengambil posisi wait and see.
Di sisi lain, harga emas dunia terpantau mengalami koreksi di level $2.486 per ons troy, seiring menguatnya kinerja US Dolar. (R)