
Index Sumut – Pada Agustus 2024, Provinsi Sumatera Utara mengalami deflasi secara month-to-month (mtm) sebesar -0,14%. Sementara secara year-on-year (yoy) Sumut mengalami inflasi sebesar 1,86%, dan secara y-to-d sebesar 0,67%.
Kepala BPS Provinsi Sumatera Utara, Asim Saputra, SST, M.Ec.Dev menyampaikan bahwa berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Sumatera Utara di 8 kabupaten/kota, pada Agustus 2024 terdapat 4 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi.
Masing-masing kota yang mengalami inflasi yaitu, Kab. Labuhanbatu inflasi 0,35%, Deliserdang inflasi 0,02%, Pematangsiantar inflasi 0,10%, Gunungsitoli inflasi 0,44%. Sedangkan kota yang mengalami deflasi yakni Karo deflasi -1,01%, Sibolga deflasi -0,22%, Medan deflasi -0,20%, dan Padangsidimpuan deflasi -0,20%. Dari gabungan 8 kab/kota tersebut menyebabkan Sumut mengalami deflasi -0,14% secara mtm pada Agustus 2024.
“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi mtm pada Agustus 2024, antara lain bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, jeruk, kentang, tomat, wortel, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, udang basah, buku tulis bergaris, angkutan udara, kol putih/kubis, bayam, ikan lele dan ikan asin teri,” ungkap Asim Saputra.
Sementara itu, lanjutnya, komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi mtm, antara lain Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai rawit, kangkung, ikan kembung/ikan kembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, ketimun, kacang panjang, uang sekolah SD, emas perhiasan, uang sekolah Sekolah Menegah Atas, minyak goreng, beras, bensin dan sewa rumah.
Sementara itu, Asim menyebutkan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan secara yoy. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Sumut di 8 kabupaten/kota, pada Agustus 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,86 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,79 pada Agustus 2023 menjadi 105,72 pada Agustus 2024.
“Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,92%; kelompok pakaian dan alas kaki 2,18%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,50%; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,61%; kelompok kesehatan 1,44%; kelompok transportasi 0,62%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,45%; kelompok pendidikan 1,94%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,17%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 5,59%. Sedangkan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks -0,08%,” jelasnya.
Sedangkan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Agustus 2024, antara lain beras, emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), gula pasir, minyak goreng, cabai rawit, kentang, sewa rumah, ikan nila dan cabai hijau.
“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi yoy, antara lain tomat, udang basah, daging ayam ras, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, bawang merah, ikan asin teri, pir, jeruk, sawi putih/pecay/pitsay, tembakau, telur ayam ras, ikan dencis, cumi-cumi, ikan kembung/ikan gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, pengharum cucian/pelembut dan buku tulis bergaris,” pungkasnya. (R)