
Index Sumut – Dari hasil FOMC minutes sebelumnya, Gubernur The FED kembali menyatakan bahwa tidak akan tergesa-gesa memangkas besaran bunga acuannya. The FED belakangan ini lebih bersikap lebih hawkish setelah pemangkasan bunga acuan sebelumnya.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, setelah sejumlah rilis data kemarin, pasar saham di tanah air mendapatkan tekanan, dan tekanan tersebut masih berlanjut pada perdagangan hari ini, Jumat (29/11).
“IHSG pada perdagangan hari ini dibuka melemah di level 7.172. IHSG tidak sendirian, dimana banyak bursa di Asia lainnya yang juga turut ditransaksikan melemah. Pelaku pasar kembali mengkuatirkan rencana perang dagang jilid kedua oleh Donald Trump. Dimana kabar AS nantinya akan menaikkan tarif 10% pada produk dari China mencuat belakangan ini,” ujarnya.
Menurutnya, pasar saham yang paling menderita dengan kabar tersebut, ditambah dengan sikap The FED yang enggan untuk menurunkan besaran bunga acuan.
Berbeda dengan IHSG, mata uang rupiah justru mengalami pemulihan di sesi perdagangan pagi ini. Mata uang rupiah ditransaksikan menguat ke level 15.845 per US Dolarnya.
“Imbal hasil US Treasury 10 tahun yang mengalami tekanan menjadi pemicu menguatnya rupiah pada perdagangan hari ini. Imbal hasil US Treasury yang turun justru memberikan indikasi bahwa pasar obligasi di AS tidak lagi mengalami tekanan jual,” katanya.
Di sisi lain, harga emas ditransaksikan menguat di level $2.660 per ons troy nya. “Kinerja IHSG, Rupiah dan Emas yang kerap kinerjanya bertolak belakang dengan data ekonomi, menunjukan bahwa pelaku pasar masih gamang dalam menentukan kebijakan investasinya,” pungkasnya. (R)