
Index Sumut – Harga CPO belakangan ini masih dalam tren naik. Di akhir pekan ini harga CPO kembali menjulang ke level 5.179 ringgit per ton, setelah sempat ditransaksikan di kisaran 4.660 ringgit di bulan November kemarin.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, dampak dari kenaikan harga CPO tersebut jelas memberikan dorongan inflasi di tanah air. Karena produk turunannya seperti minyak goreng mengalami kenaikan harga.
“Bahkan di bulan November kemarin, minyak goreng turut menjadi komoditas yang menyumbang laju tekanan inflasi. Dan jika mengacu kepada PIHPS, harga minyak goreng curah di Indonesia rata-rata dijual di kisaran 18.400 per Kg. Mengalami kenaikan jika membandingkannya pada bulan September di kisaran 16 ribu hingga 17 ribu per Kg,” ujarnya.
Dimana kala itu harga, lanjut Gunawan, CPO masih berada di kisaran 3.800/3.900 ringgit per tonnya.
“Jadi memang kenaikan harga CPO belakangan ini dipastikan telah memicu terjadinya inflasi di tanah air. Kontribusi inflasi dari harga CPO kedepan akan sangat bergantung kepada sejumlah faktor. Namun, pembentukan harga minyak goreng tidak selalu linier dengan harga CPO,” jelasnya.
Di saat harga minyak goreng terbilang mahal, maka pemerintah yang menggelontorkan minyakita dengan HET akan menahan laju kenaikan harga minyak goreng jenis lainnya.
“Jadi sekalipun harga CPO naik, tetap saja kita akan melihat bagaimana upaya pemerintah dalam mendistribusikan minyakita ke pasar. Jika harga CPO masih melanjutkan tren kenaikan, maka dampak ke inflasi nantinya juga tidak akan sebesar sebelumnya,” ujarnya.
Di sisi lainnya, kenaikan harga CPO justru akan memberikan keuntungan bagi pelaku usaha, pemerintah, hingga petani nantinya. Harga TBS Sawit di tingkat petani mengalami kenaikan, ada aliran devisa masuk, hingga ada keuntungan bagi dunia usaha. (R)