
Medan, Index Sumut — Menjelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) hari ini, pasar keuangan domestik menunjukkan performa yang cukup solid. Nilai tukar rupiah menguat tipis ke kisaran Rp16.400 per dolar AS, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 7.114, mengikuti tren positif bursa Asia.
Pengamat Pasar Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menilai penguatan ini mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh BI.
“Pasar sudah mem-price-in potensi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%, terutama karena pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang hanya di bawah 5%,” ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Namun, Gunawan juga mengingatkan bahwa situasi global masih penuh tantangan. Sinyal hawkish dari Ketua The Fed AS membuat dolar AS tetap kuat, dan ini bisa menjadi tekanan tersendiri bagi rupiah dalam beberapa hari ke depan.
“BI berada dalam dilema. Di satu sisi perlu mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi di sisi lain harus menjaga stabilitas rupiah yang berhadapan dengan penguatan dolar,” paparnya.
Gunawan menambahkan, meski saat ini rupiah relatif stabil, ada potensi tekanan lanjutan akibat naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury 10 tahun).
“Rupiah kemungkinan akan bergerak dalam rentang Rp16.380 hingga Rp16.450, tergantung seberapa agresif arah kebijakan BI nanti,” ujarnya.
Sementara itu, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam kisaran 7.050 hingga 7.150 hari ini, didorong sentimen positif regional. Di sisi lain, harga emas dunia juga menunjukkan tren menguat ke level USD 3.295 per ons troy atau sekitar Rp1,74 juta per gram, yang mencerminkan meningkatnya permintaan aset aman.
“Pasar sedang dalam fase wait and see, menanti keputusan resmi BI. Jika penurunan suku bunga benar terjadi, bisa menjadi katalis positif jangka pendek, tetapi tetap perlu dicermati dampaknya terhadap nilai tukar dan capital outflow,” tutup Gunawan. (R)