TAPANULI SELATAN, Index Sumut – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Brigade Pangan terus menguatkan peran sektor pertanian berbasis bisnis sebagai langkah strategis menuju swasembada pangan nasional. Brigade Pangan (BP) menjadi wadah pemberdayaan petani dengan pendekatan terpadu, memadukan teknologi modern, pelatihan, dan pengelolaan lahan secara profesional, dengan kapasitas sekitar 200 hektare per brigade.

Upaya pengembangan Brigade Pangan ini dijalankan lewat Bimbingan Teknis (Bimtek) pendampingan brigade pangan. Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian, memegang tanggung jawab penyelenggaraan Bimtek Pendampingan Brigade Pangan di wilayah Sumatera Utara.

Program ini mencakup 14 kabupaten, yaitu Asahan, Batubara, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Langkat, dan Mandailing Natal.

Untuk wilayah Tapanuli Selatan, pendampingan Brigade Pangan dilaksanakan bagi angkatan ke-80 dengan melibatkan 30 peserta dari BP Maju Jaya dan BP Marsada. Kegiatan ini digelar belum lama ini di Kantor Desa Situmba, Kecamatan Tano Tombangan, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa brigade pangan adalah garda terdepan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan mewujudkan swasembada pangan melalui usaha tani yang berorientasi bisnis dan teknologi modern.

“Peran aktif bisnis brigade pangan terletak pada pemberdayaan petani modern, penerapan teknologi pertanian, pengelolaan lahan secara terstruktur dan penguatan ekosistem agribisnis yang melibatkan generasi muda, sehingga menjadi pilar utama dalam mencapai swasembada pangan di Indonesia,” jelas Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti menyampaikan keberhasilan brigade pangan memerlukan sinergi berbagai pihak, terutama dukungan SDM pertanian yang handal dan generasi muda yang bersemangat.

“Kami terus memberikan pelatihan, pendampingan, serta akses teknologi modern agar petani dapat mandiri dan produktif,” jelas Arsanti.

Direktur Polbangtan Medan, Nurliana Harahap saat membuka kegiatan bimtek menyampaikan bahwa Brigade Pangan adalah kelembagaan usaha pertanian yang terdiri dari petani milenial, pemuda-pemudi pedesaan, dan organisasi kepemudaan berusia 19–39 tahun atau lebih, yang adaptif terhadap inovasi dan teknologi digital. Anggota BP tidak hanya menjadi pelaku usaha tani, tetapi juga aktor transformasi dalam membangun ekosistem pertanian yang modern dan berdaya saing.

“Keberhasilan Brigade Pangan sangat bergantung pada peningkatan kapasitas teknis dan manajerial anggotanya. Masih banyak petani muda yang memiliki semangat tinggi namun minim pengalaman, khususnya dalam pengelolaan usaha tani modern, penggunaan alsintan, manajemen rantai pasok, dan strategi pemasaran,” kata Nurliana.

“Oleh karena itu, Bimbingan Teknis ini diselenggarakan sebanyak 24 jam pelajaran (JP) selama 3 hari dan dilaksanakan langsung di lokasi Brigade Pangan yang berada di kawasan OPLAH Provinsi Sumatera Utara. Fokus kegiatan ini adalah Brigade Pangan Tahun 2024 yang telah melalui tahap penumbuhan dan siap untuk lepas landas,” tambahnya.

Nurliana mengatakan, tujuan utama Bimbingan Teknis ini adalah untuk meningkatkan pemahaman Brigade Pangan terkait konsep pengelolaan pertanian modern berbasis tanaman padi untuk mendukung swasembada pangan, meningkatkan kapasitas teknis dan manajemen usahatani padi bagi Brigade Pangan dan mendorong percepatan operasional Brigade Pangan agar lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.

Kegiatan ini melibatkan fasilitator yang merupakan alumni Workshop Pendamping Brigade Pangan, terdiri atas penyuluh pertanian, dan praktisi yang telah memiliki penguasaan substansi yang diajarkan, penguasaan metode pembelajaran yang baik serta kemampuan menyusun dan menggunakan bahan ajar. Fasilitator yang memberikan materi Bimtek Pendamping BP di Tapanuli Selatan pada Angkatan 80 adalah Erna Suryani Dongoran dan Erna Trio Simanjuntak.

“Materi yang diajarkan terdiri dari kemampuan dan pengetahuan yang aplikatif, seperti kebijakan percepatan swasembada pangan dan penumbuhan Brigade Pangan, kebijakan manajemen usahatani padi oleh Brigade Pangan, manajemen pengelolaan alat dan mesin pertanian yang berkelanjutan, motivasi, manajemen, dan tata kelola kelembagaan Brigade Pangan, literasi dan knklusi keuangan,” katanya.

Dengan sinergi yang baik antara peserta, fasilitator, dan pemangku kepentingan lainnya, saya optimis Bimbingan Teknis ini akan menjadi langkah penting dalam mempercepat kemandirian Brigade Pangan sebagai pelaku utama pembangunan pertanian.(R)

Share: