Index Sumut – Rilis data penjualan ritel dan klaim pengangguran di AS menunjukan bahwa ekonomi AS masih cukup solid, yang kian memperkuat dugaan bahwa The FED tidak akan agresif memangkas besaran bunga acuannya.

Terpantau imbal hasil US Treasury 10 tahun yang mengalami kenaikan di kisaran 4.096%, ditambah dengan kinerja USD Index yang turut menguat di level 103.83.

“Realisasi indikator keuangan AS tersebut memberikan gambaran bahwa US Dolar berpeluang menguat terhadap mata uang rivalnya,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Jumat (18/10).

Kinerja mata uang Rupiah pada perdagangan hari ini dibuka melemah di level 15.505 per US Dolar. Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 15.480 hingga 15.550 di sesi perdagangan akhir pekan ini.

Sementara itu, IHSG dibuka menguat tipis di level 7.762. Sementara itu, mayoritas bursa di Asia ditransaksikan di zona hijau selama sesi perdagangan pagi.

“Jika mengacu kepada sejumlah indikator ekonomi yang ada di pasar pada hari ini, IHSG berpeluang ditransaksikan di dua zona dalam rentang 7.700 hingga 7.790,” ujarnya.

Sementara, sentimen dari tanah air seperti dipanggilnya sejumlah kandidat menteri untuk pemerintah Prabowo, sejauh ini belum menjadi angin segar bagi kinerja pasar keuangan di akhir pekan.

Disisi lain, harga emas ditransaksikan menguat ke level $2.704 per ons troy nya. Harga emas cetak rekor tertinggi baru seiring dengan memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah, ditambah pelaku pasar yang masih terus mengamati dinamika pemilihan presiden di AS. (R)

Share: