
Analisis Gunawan Benjamin
Index Sumut – Inflasi produsen di AS alami kenaikan, yang kian mempertegas bahwa kebijakan moneter AS kedepan akan lebih cenderung ketat seperti yang sekarang, dan mengikis kepercayaan bahwa suku bunga acuan The FED bisa diturunkan di tahun 2025 ini.
Namun rilis data inflasi produsen tersebut tidak memicu terjadinya tekanan besar pada pasar keuangan di tanah air.
Pelaku pasar saat ini sedikit lega karena kenaikan tarif yang akan diberlakukan AS tidak akan berlaku segera. Kenaikan tarif akan dikaji terlebih dahulu oleh menteri perdagangan AS nantinya.
Langkah Presiden AS tersebut membuat kinerja mayoritas bursa saham di Asia menguat pada perdagangan hari ini. IHSG juga ikut dibuka menguat di level 6.640.
Kinerja IHSG diproyeksikan akan berada di zona hijau selama sesi perdagangan berlangsung. Sejauh ini, pasar saham tengah mendapatkan sentimen positif yang bisa membuat IHSG berada dalam rentang 6.620 hingga 6.680.
Sementara itu, sekalipun kinerja inflasi AS alami kenaikan, namun imbal hasil US Treasury justru mengalami tekanan.
Sikap Presiden AS yang melunak saat ini menjadi salah satu pemicu melemahnya imbal hasil US Treasury. Hal ini akan menjadi katalis positif bagi kinerja mata uang Rupiah.
Mata uang rupiah terpantau menguat ke level 16.300 per US Dolar pada perdagangan pagi ini. Rupiah juga berpeluang bertahan di zona hijau selama seharian.
Tak hanya rupiah, harga emas juga mengalami kenaikan ke level $2.926 per ons troy nya. *